WahanaNews.co | Jet-jet tempur F-16 Rumania mencegat semua pesawat tempur Sukhoi 27 milik Ukraina yang teridentifikasi melintasi wilayah udaranya pada Kamis 24 Februari 2022.
Pada hari itu, sejak fajar, Rusia telah memulai agresinya ke wilayah Ukraina.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Flanker, julukan NATO kepada Sukhoi 27 itu, lalu dikawal ke Pangkalan Udara ke-95 Rumania. “Setelah mendarat, pilot militer Ukraina menyerahkan diri dan tindakan hukum yang diperlukan dalam situasi ini akan diambil,” bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Nasional Rumania.
Benarkah pilot Ukraina itu berusaha melarikan diri seperti diberitakan sebagian media? Jika itu benar, maka akan memperparah ketimpangan kekuatan jet tempur Ukraina dan Rusia.
Berikut ini beda kekuatan Rusia dan Ukraina di udara.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Ukraina
Menurut almanak Flight Global mengenai Angkatan Udara 2022, Ukraina hanya memiliki 69 jet tempur aktif. Jumlah itu sudah termasuk 43 Mikoyan-Guerevich MiG-29 "Fulcrum" pemilik multiperan fighter-bomber dan 26 Sukhoi Su-27 "Flanker" si petarung yang superior di udara. Seluruhnya berasal dari era Perang Dingin yang diwarisi Kiev saat Uni Soviet bubar pada 1991.
Dengan kata lain, seluruh pesawat tempur Ukraina berusia setidaknya 31 tahun dan Ukraina era modern tak pernah membeli yang baru.
Masalahnya menjadi lebih berat bagi Ukraina karena ketidakmampuannya mengakses pembaruan persenjataan dan suku cadang untuk dua jenis pesawat tempur itu yang diproduksi oleh Rusia.
Kiev memang telah meningkatkan beberapa MIG dan Sukhoinya dengan pembaruan elektronik (termasuk sistem navigasi dan radar baru untuk MIG), sistem target musuh di helm, pelontar flare otomatis dan komputer baru khusus untuk Sukhoi.
Namun, jumlahnya masih masih sedikit dan dianggap belum signifikan secara komposisi. Baru pada 2020 lalu, pemerintah Ukraina merilis rencana belanja pesawat tempur baru senilai $ 12 miliar atau setara Rp 172,5 triliun yang kemungkinan akan dibeli dari negara-negara NATO.
Ukraina juga memiliki satu armada kecil pesawat attack-and-strike. Termasuk di dalamnya adalah 12 unit Su-24 "Fencer" yang memiliki desain awal melakukan serangan dekat permukaan terhadap target kepentingan NATO saat Perang Dingin lalu, serupa dengan A-10 Warthog milik Amerika di kubu seberangnya.
Angkatan Darat Ukraina juga mengoperasikan 34 unit helikopter serang Mi-24.
Lagi-lagi, seluruh perangkat itu juga diwarisi pasca-Perang Dingin dan sudah tua. Mereka bukan hanya sulit dioperasikan, tapi juga bakal jadi sasaran empuk jet tempur dan sistem pertahanan udara Rusia.
Rusia
Rusia memiliki armada udara yang jauh lebih besar. Menurut Flight Global, ada lebih dari 1000 jet tempur, multiperan fighter-bomber dan pesawat serang.
Meski banyak juga yang berusia tua, Moskow telah memperbarui armadanya itu dengan persenjataan dan teknologi modern dalam komposisi yang lebih signifikan.
Sebagai contoh, untuk tipe Su-27 saja Rusia memiliki sampai 350 unit, termasuk versinya yang lebih baru yakni Su-27SM dan yang terkini Sukhoi Su-35 "Flanker-E".
Jet-jet tempur Su-27 Rusia, tidak seperti Ukraina, memiliki sistem radar udara-ke-udara yang lebih baru dan lebih bertenaga, sistem avionik mutakhir, dan persenjataan udara-ke-udara dan udara-ke-darat yang sepenuhnya modern.
Kekuatan udara tidak terbatas pada jet-jet tempur. Rusia telah mengerahkan kekuatannya yang berupa rudal permukaan-ke-udara jarak jauh S-400 ke dekat perbatasan dengan Ukraina dan juga ke Belarus.
Rudal S-400 yang sebanding dengan Rudal Patriot Amerika ini berkemampuan menarget pesawat, drone, rudal jelajah dan bahkan rudal balistik. Jangkauan maksimalnya sejauh 248 mil.
Begitu juga dengan helikopter angkut serang yang juga telah berbondong-bondong ke wilayah perbatasan. Seperti yang ditunjukkan dalam serangan hari pertamanya, Kamis, armada ini memungkinkan Rusia menguasai target-target kunci jauh di belakang garis perbatasan Ukraina.
Pada akhirnya adalah rudal-rudal balistik Rusia, terutama rudal jarak pendek Iskander-M. Ini akan mampu menarget pusat-pusat komando Ukraina dan obyek vital lainnya termasuk pangkalan udara.
Menurut Wall Street Journal, Brigade Iskander Rusia yang berpangkalan di Rusia, Belarus dan daerah pendudukannya di Crimea mampu meluncurkan sekaligus 448 rudal dalam satu jam.
Posisi mereka mampu menyerang 95 persen wilayah Ukraina. Rudal Iskander-M memiliki jangkauan 310 mil, dilengkapi hulu ledak nuklir dan akurat hingga jarak kurang dari lima meter. [rin]