WahanaNews.co | Presiden Joko Widodo menggelar pembicaraan empat mata dengan PM Jepang Fumio Kishida di Istana Bogor, Jumat (29/4).
Pertemuan tersebut membahas peningkatan kerjasama bilateral kedua negara, selain bebebrapa topik aktual seperti krisis Ukraina dan KTT G-20 di Bali.
Baca Juga:
Fajar/Rian Juara Kumamoto Masters 2024
PM Jepang Fumio Kishida pun mengucapkan terima kasih kepada yang sebesar-besarnya Presiden Jokowi dan delegasi serta masyarakat atas sambutan yang hangat kepadanya meski di tengah Ramadan.
“Pada kesempatan ini saya ingin memprioritaskan lebih lanjut tentang strategis kedua Negara yang akan menyambut peringatan 65 hubungan diplomatik [Indonesia-Jepang] pada tahun depan,” ujar Kishida.
Presiden Jokowi mengatakan dalam konferensi pers virtual bahwa kunjungan PM Jepang memberikan semangat baru bagi upaya bersama dalam memulihkan ekonomi di tengah situasi kompleks dunia.
Baca Juga:
Takumi Minamino Senang Namanya Sejajar dengan Legenda Jepang Shunsuke Nakamura
"Kehadiran Yang Mulia menjelang akhir puasa memberi semangat baru bagi kita untuk bekerja sama bagi pemulihan ekonomi di tengah situasi dunia yang sangat kompleks," katanya.
Presiden Jokowi mengungkapkan, dalam pertemuan empat mata di veranda Istana, dirinya dan PM Jepang sudah bertukar pikiran mengenai situasi Ukraina dan G20.
Diharapkan pula bahwa dalam pertemuan pleno dapat dibahas kerja sama bilateral dan isu dunia lainnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi dan PM Kishida juga sempat menanam pohon cendana bersama di halaman belakang Istana Kepresidenan Bogor. Pertemuan keduanya akan ditutup dengan jamuan santap malam resmi.
Kemitraan strategis
Jepang ingin memperkuat kemitraan strategis dengan Indonesia menjelang peringatan 65 tahun hubungan diplomatik kedua negara yang akan diperingati 2023, kata Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Jakarta, Jumat.
"Pada kesempatan istimewa ini, saya ingin mempererat lebih lanjut kemitraan strategis kedua negara yang akan menyambut peringatan 65 tahun hubungan diplomatik pada tahun depan," kata Kishida seperti disampaikan penerjemah dalam siaran langsung di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat.
Kishida menyampaikan maksud tersebut secara langsung di hadapan Presiden Joko Widodo, saat keduanya secara bergantian memberikan sambutan pembuka dalam pertemuan pleno bilateral kedua negara di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat.
Dalam pertemuan, Kishida menjelaskan pihaknya berdiskusi lebih lanjut terkait rencana peningkatan hubungan kerja sama di berbagai bidang dengan Indonesia.
"Antara lain kerja sama bilateral dalam bidang investasi dan energi," tambahnya.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai ekspor non-migas Indonesia ke Jepang sebesar 5,07 miliar dolar AS pada kuartal I 2022. Nilai tersebut meningkat dari 3,82 miliar dolar AS untuk periode yang sama di 2021.
Nilai impor Indonesia dari Jepang juga mengalami kenaikan, mulai dari 3,12 miliar dolar AS di kuartal I 2021 menjadi 4,24 miliar dolar AS di kuartal I 2022.
Sementara itu, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), realisasi penanaman modal dari Jepang di Indonesia pada 2021 mencapai 2,26 miliar dolar AS.
Kishida juga menyampaikan keinginan untuk berdiskusi lebih lanjut mengenai kerja sama terkait Presidensi G20 Indonesia.
Menurut dia, Indonesia dan Jepang perlu membicarakan lebih lanjut mengenai upaya memperkuat ketertiban internasional yang bebas dan terbuka, mengingat banyaknya tantangan terkait situasi di Ukraina, Laut China Selatan, Laut China Timur, dan Korea Utara.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan kunjungan PM Kishida beserta delegasi Jepang memberikan semangat baru dalam kerja sama pemulihan ekonomi di tengah situasi dunia yang sangat kompleks.
Kunjungan tersebut menjadi kunjungan pertama Kishida ke Indonesia sejak menjabat sebagai PM Jepang. Indonesia jadi negara pertama yang dikunjungi Kishida dalam lawatan ke kawasan Asia Tenggara.
Sabtu (30/5), Kishida diagendakan berkunjung dan meletakkan karangan bunga di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut antara lain Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. [rin]