WahanaNews.co | Pengamat hubungan internasional Universitas Pelita Harapan, Yosef Djakababa, menyebut hubungan Indonesia dan Rusia tak akan renggang usai Presiden Joko Widodo (Jokowi) sambangi Ukraina bertemu Presiden Zelenskyy Volodymyr.
Menurutnya, Jokowi hanya berniat membawa misi perdamaian dan ketahanan pangan global.
Baca Juga:
Rusia: Presidensi Indonesia Sukses Jaga G20 Tanpa Politisasi
"Tidak akan renggang (hubunhan Indonesia-Rusia) Bapak Presiden Jokowi ke sana membawa misi kemanusiaan, perdamaian dan isu ketahanan pangan global," kata Yosef lewat pesan tertulis, Kamis (30/6).
Dia menjelaskan, posisi Indonesia yang tahun ini yang memegang Presidensi G20, telah melakukan peran sebagai penengah konflik antara Rusia dan Ukraina. Bukan untuk mendukung salah satu negara itu.
"Tapi posisi Indonesia sebagai Pemegang Presidensi G20 meningkatkan bobot pengaruh Indonesia di dunia Internasional," ucap Dosen Hubungan Internasional Kajian Asia Tenggara asal Universitas Pelita Harapan itu.
Baca Juga:
Perekonomian Nasional Diyakini Mampu Lewati Hadangan “Awan Gelap” Ekonomi Global 2023
Yosef meyakini, dengan latar belakang itu relasi Indonesia-Rusia akan tetap baik karena Presiden Jokowi menempatkan diri sebagai mediator yang strategis. Selain itu, Jokowi bisa lebih didengar oleh pihak-pihak yang berseteru, bukan mendukung salah satu pihak.
"Tapi tentu semua keputusan untuk terjadinya perdamaian disana tetap ada di tangan Presiden Putin dan Presiden Zelensky. Mereka harus mencapai kesepakatan untuk hal tersebut dan Indonesia dengan posisinya memegang Presidensi G20 tahun ini bisa aktif membantu memperlancar proses tersebut," jelasnya. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.