WahanaNews.co | Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell mengungkapkan genjatan senjata sepihak sementara yang diumumkan Rusia di Ukraina tidak kredibel, pada Jumat (6/1/2023).
"Kremlin sama sekali tidak memiliki kredibilitas, dan deklarasi gencatan senjata sepihak ini tidak kredibel," kata diplomat tinggi Uni Eropa itu saat berkunjung ke Maroko.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
"Rusia yang meluncurkan agresi tidak sah ini," lanjutnya, dikutip dari kantor berita AFP.
"Ketika agresor berbicara tentang gencatan senjata, saya pikir tanggapan dari kita semua adalah skeptisisme di hadapan kemunafikan seperti itu."
Gencatan senjata singkat yang diumumkan Presiden Rusia Vladimir Putin awal pekan ini seharusnya dimulai pada Jumat (6/1/2023) pukul 09.00 GMT, dan akan menjadi jeda penuh pertama sejak invasi Moskwa pada Februari 2022.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Namun, baku tembak artileri masih terjadi di kota-kota Ukraina timur pada Jumat, meski Putin secara sepihak memerintahkan pasukannya berhenti menyerang selama 36 jam.
Borrell lalu menyerukan tindakan konkret di lapangan, termasuk penghentian total serangan militer.
"Rusia perlu menarik pasukan dan peralatan militernya dari wilayah Ukraina," ucap mantan Menteri Luar Negeri Spanyol tersebut.
"Dengan tidak adanya tindakan nyata seperti itu, gencatan senjata sepihak tampaknya upaya Rusia mengulur waktu guna menyusun kembali pasukannya dan mencoba memperbaiki reputasi internasionalnya yang rusak."
Invasi Rusia ke Ukraina yang merupakan negara penghasil produk pertanian membuat harga pangan dunia melonjak ke rekor tertinggi selama setahun penuh pada 2022, menurut data PBB pada Jumat (6/1/2023).
Borrell menuturkan, Rusia menggunakan propaganda untuk menyalahkan sanksi Eropa atas melonjaknya harga pangan dan energi.
"Itu benar-benar salah," katanya.
"Tentara Rusia-lah yang menghancurkan gudang biji-bijian, memasang ranjau di ladang, menghancurkan jalan, dan memblokade pelabuhan Ukraina." [rgo]