Memang apa saja yang dibicarakan?
"Sekarang ini mereka ingin bagaimana memajukan Afghanistan ini tanpa ingin katakanlah ada pembalasan atau tidak, jadi semua pemerintahan dulu waktu republik semua diberikan amnesty jadi tidak ada lagi yang mereka... karena itulah mereka bisa bekerja sama semuanya, intinya mereka bagaimana memajukan Afghanistan ini, bagaimana kekayaan alam mereka kayak batubara, ada tembaga segala macam dikelola dengan baik untuk kesejahteraan mereka dan sama sekali mereka tidak mau lagi ada orang menanam narkotika atau apa dan semacamnya di sini, 90 persen katanya sudah selesai, nah itu prinsip-prinsip mereka," kata JK.
Baca Juga:
RI Kirimkan Bantuan 10 Juta Dosis Vaksin Polio ke Afghanistan
Terlepas dari itu JK mengaku membawa satu misi yaitu terkait kesetaraan gender. Dia tidak menampik dunia internasional masih memandang Taliban memarjinalkan perempuan meski sudah 3 tahun memerintah Afghanistan.
Namun dari apa yang JK lihat langsung di Kabul menurutnya hal itu hanya persepsi. JK melihat perempuan-perempuan di Kabul bebas berjalan, tidak dikurung di rumah, bahkan mendapatkan pekerjaan.
"Yang selalu kita dengar bahwa perempuan sini tidak bisa sekolah, tidak bisa bekerja, ternyata tidak juga, dari resepsionis hotel perempuan, bersama-sama dengan laki-laki tentunya," kata JK.
Baca Juga:
Taliban Larang Hampir 500 Perempuan Jadi Guru Taman Kanak-kanak
Dari segi pendidikan, JK mengungkapkan obrolannya dengan Menteri Pendidikan bahwa ada 4 juta guru perempuan dari total 11 juta orang. Di sisi lain, kata JK, infrastruktur pendidikan di Afghanistan memerlukan perhatian karena banyak yang tidak diurus sepeninggalan perang berpuluh-puluh tahun.
"Sekolah-sekolah 40 tahun tidak diurus banyak sekolah-sekolah yang bangkunya tidak ada, dan sebagainya, mereka minta bantuan dan saya berbicara dengan beberapa lembaga sosial seperti dari Saudi, ada yang dari Jepang, dan Qatar mereka semua ingin berpartisipasi selama, juga adanya kesepadanan antara pelajar laki dan perempuan, namun dia akan janjikan itu, dia janjikan itu untuk segera tahap demi tahap menyelesaikan itu," kata JK.
Di tingkat TK dan SD JK mengakui perempuan belum mendapatkan akses pendidikan yang bebas. Namun menurut JK hal ini bukan semata-mata terkait agama tapi lebih ke persoalan tradisi dari masyarakat Afghanistan yang tinggal di pelosok.