WahanaNews.co, Jakarta - Benny Gantz, Menteri Kabinet Perang Israel, mengancam akan mengundurkan diri dari pemerintahan jika Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel, tidak menetapkan rencana pascaperang untuk wilayah Jalur Gaza sebelum batas waktu yang diberikan, yaitu tanggal 8 Juni 2024.
Dilansir dari BBC, pada Minggu (19/5/2024), Gantz menetapkan batas waktu 8 Juni untuk menyusun rencana yang mencapai enam 'tujuan strategis', termasuk berakhirnya kekuasaan Hamas di Gaza dan pembentukan pemerintahan sipil multinasional di wilayah tersebut.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
"Jika Anda mengutamakan kepentingan nasional dibandingkan kepentingan pribadi, Anda akan menemukan kami sebagai mitra perjuangan," kata Gantz.
"Tetapi jika Anda memilih jalur fanatik dan membawa seluruh bangsa ke jurang kehancuran, kami akan terpaksa mundur dari pemerintahan," sambungnya.
Netanyahu menolak komentar tersebut dan menyebutnya sebagai 'kata-kata palsu' yang berarti 'kekalahan bagi Israel'.
Baca Juga:
KTT Liga Arab dan OKI Sepakati Tekanan Global: Cabut Keanggotaan Israel dari PBB Segera!
Perpecahan politik yang semakin besar mengenai arah perang terjadi ketika pertempuran berkecamuk di Jalur Gaza, dengan pasukan Israel mendorong lebih jauh ke wilayah Jabalia dekat Kota Gaza, salah satu kamp pengungsi bersejarah di Gaza dan sebuah wilayah yang sebelumnya dikatakan oleh militer Israel telah dibersihkan dari pejuang Hamas.
Pernyataan Gantz muncul hanya beberapa hari setelah anggota kabinet perang lainnya, Menteri Pertahanan Yoav Gallant, mendesak Netanyahu untuk menyatakan secara terbuka bahwa Israel tidak berencana mengambil alih kekuasaan sipil dan militer di Gaza.
Gallant mengatakan dia telah mengangkat masalah ini berulang kali selama berbulan-bulan namun tidak mendapat tanggapan. Gallant dan Gantz menyatakan bahwa mempertahankan kendali militer di Gaza akan meningkatkan risiko keamanan Israel.