WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kebakaran hutan di Los Angeles, Amerika Serikat, diperkirakan menyebabkan kerugian hingga US$150 miliar atau sekitar Rp2.430 triliun.
Estimasi ini didasarkan pada laporan perusahaan perkiraan cuaca Amerika Serikat, AccuWeather, dikutip Minggu (12/1/2025).
Baca Juga:
Setelah Ramalan Penembakan Trump Terbukti, Brandon Biggs Ramalkan Gempa Dahsyat yang Akan Guncang AS
Menurut AccuWeather, kebakaran yang disebut sebagai yang terburuk dalam sejarah California itu mengakibatkan kerugian ekonomi antara US$135 miliar (sekitar Rp2.185 triliun) hingga US$150 miliar (sekitar Rp2.430 triliun), termasuk kerugian yang diasuransikan maupun yang tidak.
Jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya, yakni antara US$52 miliar hingga US$57 miliar.
"Kehancuran yang ditinggalkan kebakaran ini sangat memilukan, dan dampak ekonominya pun luar biasa besar," ujar Kepala Meteorologi AccuWeather, Jonathan Porter, dalam pernyataan resmi.
Baca Juga:
Iran Tawarkan Bantuan Penyelamatan untuk AS di Tengah Bencana Karhutla
Dia juga menambahkan bahwa kerugian akibat bencana ini diperkirakan hampir setara dengan 4 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) tahunan negara bagian California.
Awal pekan ini, kebakaran hebat melanda Los Angeles, dengan api yang menyebar cepat dalam hitungan menit hingga mencapai Hollywood Boulevard.
Area terdampak meliputi Pacific Palisades, Eaton, San Gabriel, Hurst, Lembah San Fernando, Kenneth, dan wilayah dekat Ventura County.
Akibat kebakaran ini, setidaknya 10 orang dilaporkan meninggal, dan jumlah korban diperkirakan masih akan bertambah.
Selain itu, pihak berwenang mencatat lebih dari 9.000 rumah, tempat usaha, dan bangunan lainnya mengalami kerusakan atau hancur total.
"Kebakaran Palisades adalah salah satu bencana alam paling menghancurkan dalam sejarah Los Angeles," ujar Kepala Pemadam Kebakaran Los Angeles, Kristin Crowley, seperti dikutip oleh LA Times.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]