WahanaNews.co | Kepala Departemen Kemasyarakatan dan Media Synodal Patriarki Kristen Ortodoks Moskow, Vladimir Legoyda, turut mengecam aksi pembakaran Al Quran di Swedia pada pekan lalu.
Pembakaran Al Quran dilakukan politikus sayap kanan asal Denmark, Rasmus Paludan, saat berunjuk rasa menentang Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, di Stockholm, Swedia.
Baca Juga:
Indonesia dan Turki Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Ekspor Komoditas Pertanian
Warga Swedia berdemo setelah Erdogan meminta Swedia tak lagi melindungi warga Kurdi di negaranya jika ingin direstui gabung Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Legoyda kemudian menganggap pembakaran Al Quran itu sudah melampaui batas penghormatan terhadap kepercayaan setiap orang.
"Pembakaran Al Quran dekat Duta Besar Turki di Swedia adalah aksi vandalisme yang tidak dapat diterima," kata Legoyda dalam Telegram, dikutip dari kantor berita Rusia, TASS.
Baca Juga:
Trump Tegaskan Warga Palestina yang Pergi dari Gaza Tak Bisa Kembali
"Seorang tak boleh meludahi sesuatu yang dianggap suci bagi orang lain. Tak boleh ada yang melewati batas kemanusiaan dan menodai hal-hal sakral sebagai bagian dari perjuangan politik," ujarnya lagi.
Komunitas warga muslim di Rusia sebelumnya mengutuk keras tindakan Paludan yang membakar Al Quran.
Melansir CNN Indonesia, kecaman keras juga telah dilontarkan sejumlah negara mayoritas muslim dari Indonesia hingga Arab Saudi.