WahanaNews.co | Militer Amerika Serikat (AS) telah mengandangkan beberapa unit jet tempur siluman F-35 . Itu dilakukan usai kecelakaan dramatis pesawat F-35 versi Korps Marinir di Texas awal bulan ini yang memaksa seorang pilot melontarkan diri.
Sejumlah pesawat yang tidak ditentukan sedang diselidiki sebagai bagian dari Petunjuk Teknis Kepatuhan Waktu (TCTD), yang dikeluarkan oleh Kantor Program Gabungan (JPO) F-35 (JPO) pada hari Selasa. Demikian konfirmasi dari seorang pejabat JPO kepada The Hill.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
"Arahannya merekomendasikan pembatasan pada sejumlah kecil pesawat, yang telah dievaluasi memiliki risiko lebih tinggi, dari operasi penerbangan hingga prosedur dapat dikembangkan untuk kembali terbang," kata pejabat tersebut, yang dilansir Sabtu (31/12/2022).
Pejabat itu menambahkan bahwa pesawat yang terkena dampak telah diidentifikasi, meskipun dia tidak menyebutkan model mana yang disertakan. "JPO akan bekerja sama dengan dinas militer dan mitra internasional untuk memastikan pemahaman tentang risiko yang diidentifikasi dalam TCTD," paparnya.
Seorang pilot AS melontarkan diri dari F-35B pada 15 Desember di Naval Air Station Joint Reserve Base Fort Worth di Texas setelah pesawat mengalami kecelakaan dramatis saat mendarat secara vertikal.
Baca Juga:
Gagal Menyentuh Pemilih, Harris Kalah Telak Meski Kampanye Penuh Serangan ke Trump
Insiden itu, yang terekam dalam video dan dibagikan secara luas di media sosial, melibatkan F-35 yang belum ditransfer oleh produsen Lockheed Martin ke pemerintah AS.
Ada beberapa insiden dan kecelakaan F-35 lainnya dalam satu tahun terakhir, termasuk kecelakaan yang melibatkan pesawat tempur generasi kelima yang jatuh ke laut, komponen yang rusak ditemukan di kursi ejeksi, dan pengiriman pesawat yang dihentikan setelah Lockheed Martin pada bulan Agustus menemukan bagian yang digunakan dalam mesin jet itu dibuat di China.
Pernyataan JPO ini mencatat bahwa penyelidikan adalah “penilaian awal", dan keselamatan awak pesawat adalah perhatian utama kantor tersebut.
Investigasi terpisah atas kecelakaan 15 Desember masih berlangsung.
Anggota Parlemen Amerika sering mengkritik program F-35 karena harganya yang mahal dan serangkaian masalah tanpa henti selama satu dekade terakhir.
Namun, militer AS memiliki 450 unit F-35 di Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Korps Marinir, dengan rencana untuk menumbuhkan armada menjadi sekitar 2.500 unit pada tahun-tahun mendatang.
Selain AS, Israel juga mengandangkan armada jet tempur F-35 menyusul insiden di Texas. [eta]