WahanaNews.co | China meminta Amerika Serikat (AS) untuk bertanggung jawab atas kecelakaan kapal selam di Laut China Selatan bulan lalu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Wang Wenbin, meminta agar AS memberikan rincian lengkap tentang insiden tersebut, yang melibatkan kapal selam bertenaga nuklir USS Connecticut yang diklaim menabrak gunung bawah laut di Laut China Selatan.
Baca Juga:
Rusia Berencana Memindahkan Kapal Selam Nuklir ke Semenanjung Laut Pasifik
"Kami sekali lagi mendesak AS untuk memberikan laporan rinci tentang kecelakaan itu," katanya, berbicara tentang insiden itu selama pengarahan harian, menurut laporan AP pada Selasa (2/11/2021).
Wenbin lebih lanjut menjelaskan bagaimana AS gagal menawarkan "penjelasan yang jelas" tentang tujuan kapal selam bertenaga nuklir USS Connecticut di daerah tersebut.
Menurut juru bicara itu, ini menunjukkan "kurangnya transparansi dan tanggung jawab" AS mengenai insiden tersebut.
Baca Juga:
Australia Belanja Kapal Selam Nuklir AS, China: Salah dan Berbahaya
Lebih lanjut, dia menyorot fakta bahwa Washington tidak dapat memberikan "lokasi spesifik kecelakaan itu. Apakah itu di zona ekonomi eksklusif negara lain atau bahkan perairan teritorial, apakah itu menyebabkan kebocoran nuklir atau merusak lingkungan laut."
Angkatan Laut AS sebelumnya mengeklaim reaktor nuklir dan sistem propulsi USS Connecticut tidak rusak dalam insiden tersebut.
Namun, cabang militer AS tidak melaporkan insiden kapal selam yang terjadi pada 2 Oktober itu, sampai lima hari kemudian.
USS Connecticut saat ini berada di Guam untuk penilaian kerusakan.
Angkatan Laut AS belum menanggapi komentar Wenbin.
Angkatan Laut AS belum sepenuhnya menjelaskan bagaimana atau mengapa kapal selam itu menabrak gunung bawah laut, atau mengungkapkan tingkat kerusakan kapal selam kelas Seawolf miliknya.
China mengeklaim kedaulatan atas hampir seluruh Laut China Selatan, yang dilalui triliunan dollar perdagangan internasional setiap tahun.
Sementara enam negara mengeklaim pulau, pulau karang, dan zona ekonomi eksklusif di laut tersebut.
AS di sisi lain bersikeras bahwa kebebasan navigasi dipertahankan di Laut China Selatan.
Mereka memperkuatnya dengan penerbangan militer reguler dan patroli angkatan laut, dan misi pelatihan di sekitar wilayah tersebut.
Tabrakan itu menyebabkan sejumlah kecil anggota militer AS yang menjadi kru di dalamnya mengalami cedera sedang dan ringan.
USNI News, yang pertama kali melaporkan bahwa kapal selam itu menabrak gunung bawah laut, mengatakan kerusakan pada bagian depan kapal selam termasuk tangki pemberatnya.
Newsweek sebelumnya melaporkan bahwa juru bicara Kementerian Pertahanan China, Tan Kefei, mengaitkan kecelakaan itu dengan ketegangan militer antara China dan AS di Laut China Selatan.
"Kami menegaskan kembali bahwa AS harus menanggapi keprihatinan semua pihak dengan serius, mengambil sikap bertanggung jawab dan memberikan penjelasan rinci tentang insiden itu sesegera mungkin, sehingga dapat mengatasi kekhawatiran masyarakat internasional serta negara-negara regional secara memuaskan, " kata Tan, dalam konferensi pers, bulan lalu. [dhn]