WahanaNews.co | Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kolombo menjamin Warga Negara Indonesia dalam kondisi baik menyusul krisis Srilanka sehingga terjadi demonstrasi.
"Kondisinya baik, kita semua memonitor masyarakat setiap waktu melalui WhatsApp Group dan semua dalam keadaan baik," kata Duta Besar RI Untuk Sri Lanka, Dewi Gustina Tobing, dikutip Jumat (15/7/2022).
Baca Juga:
Polri Pulangkan 29 WNI yang Diduga Terlibat Judi Online dan Penipuan di Filipina
Menurut Dubes, pihaknya selalu mengingatkan masyarakat tidak ikut berdemo dan tidak mendekati daerah-daerah demo.
Ia menjelaskan bahwa aksi demonstrasi masih berlangsung di Kolombo, meski skalanya sudah kecil dan hanya di lokasi tertentu saja.
"Di sekitar Kolombo aman-aman saja," ujarnya.
Baca Juga:
20 Jamaah Umroh Asal Indonesia Mengalami Kecelakaan dalam Bus, 6 Diantaranya Meninggal Dunia
Meski demikian, Dubes Dewi Gustina meminta WNI untuk membatasi kegiatan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Masih beraktivitas seperti biasa, namun kami minta masyarakat membatasi kegiatan untuk hal-hal yang esensial saja, misalnya kerja maupun membeli keperluan sehari-hari. Selain itu, kami harapkan untuk tidak beraktivitas di luar," ucapnya.
"Sebagian lagi keluarga besar KBRI serta masyarakat kita yang menikah dengan warga setempat," imbuh Dewi.
Sejauh ini KBRI Kolombo belum berencana untuk mengevakuasi WNI dari Srilanka. Namun, jika ada WNI yang ingin evakuasi secara mandiri, pihak KBRI akan membantu.
"Ada beberapa yang melakukan evakuasi mandiri, namun jumlahnya tidak banyak," terangnya.
Pihak KBRI, lanjutnya, belum mengeluarkan imbauan untuk melakukan evakuasi karena kondisi di Srilanka masih kondusif.
"Kita tetap mempersiapkan contigency plan dengan Siaga 4 hingga Siaga 1 guna mengantisipasi sekiranya terjadi hal-hal krisis yang tidak kita inginkan," ungkapnya.
Ia memastikan WNI yang terdampak krisis Srilanka telah mendapatkan bantuan dari KBRI Kolombo.
"Ada bantuan, kami memang melakukan pendataan monitoring terhadap masyarakat. Kira-kira siapa yang mengalami kendala dengan krisis ini, khususnya yang berpendapatan rendah. Ada sekitar hampir 20 orang," pungkas Dubes Dewi Gustina. [qnt]