WahanaNews.co | Kepada negara-negara yang memberlakukan batasan harga pada sumber daya energinya Rusia, menyatakan akan berhenti menjual minyak ke mereka.
Pasalnya, Moskow menilai hal itu akan menyebabkan destabilisasi signifikan pasar minyak global.
Baca Juga:
Realisasi Investasi di Nagan Raya Aceh Tahun 2023 Naik Rp3,7 Triliun
"Perusahaan yang mengenakan batas harga tidak akan termasuk di antara penerima minyak Rusia," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, dikutip Reuters, Jumat (2/9/2022).
"Kami tidak akan bekerja sama dengan mereka dalam prinsip non-pasar," kata Peskov.
Adapun, para menteri keuangan Kelompok Tujuh (G7) akan bertemu secara virtual pada hari Jumat dan diharapkan dapat memperkuat rencana untuk mengenakan batasan harga pada pembelian minyak Rusia dengan tujuan mengurangi pendapatan yang mengalir ke Moskow.
Baca Juga:
Polresta Bandung Ringkus Pelaku Penyalahgunaan BBM Subsidi Jenis Solar di Bojongsoang
Uni Eropa (UE) awal tahun ini memberlakukan larangan parsial pada pembelian minyak Rusia, yang menurut Brussel akan menghentikan 90% ekspor Rusia ke blok 27-anggota ketika itu sepenuhnya berlaku.
Kepala Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan pada hari Jumat bahwa sudah waktunya bagi UE untuk mempertimbangkan batasan harga yang sama pada pembelian gas Rusia.
Peskov mengatakan warga Eropa yang membayar harga untuk tindakan semacam itu, yang diberlakukan sebagai tanggapan atas kampanye militer Moskow di Ukraina.
"Pasar energi berada di puncaknya. Ini terutama di Eropa, di mana tindakan anti-Rusia telah menyebabkan situasi di mana Eropa membeli gas alam cair (LNG) dari Amerika Serikat dengan banyak uang, uang yang tidak dapat dibenarkan. Perusahaan-perusahaan AS makin kaya dan pembayar pajak Eropa semakin miskin," kata Peskov.
Rusia sedang mempelajari bagaimana batas harga pada ekspor minyaknya dapat memengaruhi ekonominya, kata Peskov.
"Satu hal dapat dikatakan dengan percaya diri: langkah seperti itu akan mengarah pada destabilisasi pasar minyak yang signifikan." [tum]