WahanaNews.co | Kondisi di Kepulauan Solomon dilaporkan mencekam.
Namun, Warga Negara Indonesia (WNI) di negara tersebut dalam keadaan aman.
Baca Juga:
Longsor Terjadi di Papua Nugini, Kemenlu Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban
"Sesuai hasil pengecekan KBRI Port Moresby kepada perwakilan WNI di Kepulauan Solomon, para WNI dalam keadaan aman," kata Duta Besar RI untuk Papua Nugini merangkap Kepulauan Solomon, Andriana Supandy, kepada wartawan, Kamis (25/11/2021).
Ia menambahkan, para WNI sudah diimbau untuk tetap tinggal di rumah atau kediaman, dan menghindari tempat kerusuhan.
"Kami juga telah melakukan koordinasi dengan semua otoritas terkait kondisi di Honiara, guna memantau perkembangan situasi," lanjutnya.
Baca Juga:
Dirjen Adwil Kemendagri Bahas Kerja Sama Indonesia-Papua Nugini di Perbatasan
Menurut Dubes Andriana, terdapat 1.500 WNI di Kepulauan Solomon.
Kebanyakan dari mereka adalah pekerja migran Indonesia (PMI) yang bekerja di sektor logging, konstruksi, anak buah kapal, dan lain sebagainya.
Kerusuhan terjadi ketika ribuan pedemo mengerumuni distrik pecinan kota itu pada hari kedua kerusuhan antipemerintah.
Saksi mata dan media lokal melaporkan massa menentang larangan pemerintah untuk turun ke jalan.
Gambar langsung menunjukkan beberapa bangunan dilalap api dan gumpalan asap hitam tebal mengepul tinggi di atas ibu kota.
Pemimpin oposisi, Matthew Wale, meminta Perdana Menteri untuk mengundurkan diri.
Dia mengatakan, frustrasi atas keputusan kontroversial yang dibuat selama masa jabatannya telah menyebabkan kekerasan.
Pemerintah Kepulauan Solomon menerapkan penutupan wilayah selama 36 jam ke depan.
Perdana Menteri Manasseh Sogavare menyerukan lockdown pada Rabu (24/11/2021) melalui pidatonya di stasiun televisi nasional. [qnt]