WahanaNews.co |
Ketua Parlemen Tunisia, Rached Ghannouchi, mengumumkan partainya Ennahda tengah
membentuk front nasional untuk melawan keputusan Presiden Kais Saied.
Baca Juga:
Jelang Ramadan 2024, Impor Kurma ke Indonesia Meningkat
"Partai kami bekerja untuk membentuk front nasional
menghadapi keputusan menangguhkan parlemen, memecat Perdana Menteri Hichem
Mechichi dan pejabat terkemuka lainnya, dan mengendalikan jalur demokrasi yang
rapuh di tengah krisis yang sedang berlangsung di negara ini," tutur
Ghannouchi, dikutip The Associated Press (AP).
Ghannouchi mengatakan kepada AP selama panggilan video bahwa
tujuan dari langkah ini adalah memberikan tekanan pada presiden untuk menuntut
"kembali ke sistem demokrasi."
Pemimpin Ennahda sebelumnya menegaskan tindakan presiden
Tunisia tersebut merupakan kudeta.
Baca Juga:
Oposisi Boikot Pemilu Tunisia, Hanya 9 Persen Pemilih Berikan Suara
Ghannouchi menegaskan, dia dan beberapa pejabat yang
ditunjuk telah meminta presiden menarik pernyataannya dan mempertahankan sistem
demokrasi negara itu.
Pada Minggu malam, Presiden Tunisia Kais Saied menggunakan
Pasal 80 konstitusi untuk memberhentikan Perdana Menteri Mechichi, membekukan
sistem kerja para menteri, dan mengangkat dirinya sebagai kepala eksekutif
hingga pembentukan pemerintahan baru.
Langkah ini terjadi setelah protes keras pecah di beberapa
kota Tunisia yang mengkritik penanganan pemerintah terhadap ekonomi dan virus
corona. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.