WahanaNews.co | Armenia
dan Azerbaijan kembali terlibat ketegangan. Hal ini terjadi beberapa bulan
setelah gencatan senjata mengakhiri perang berdarah Nagorno Karabakh. Kedua
negara saling tuduh melakukan serangan di luar perbatasan yang diperebutkan
dengan sengit, setelah enam tentara Armenia ditahan pada Kamis (27/5/2021).
Baca Juga:
Gencatan Senjata Gagal Total, 80 Tentara Azerbaijan Jadi Mayat
"Pada 27 Mei, sekitar pukul 03:00, kelompok pengintai
dan sabotase angkatan bersenjata Armenia berusaha melintasi perbatasan
negara," bunyi pernyataan yang dikeluarkan Kementerian pertahanan
Azerbaijan seperti dikutip dari Russia Today.
Para pejabat Azerbaijan menuduh enam pria yang ditangkap
berusaha untuk meletakkan ranjau dan mengganggu rute pasokan yang digambarkan
sebagai tindakan teroris.
Namun, pada Kamis malam, penjabat perdana menteri Armenia,
Nikol Pashinyan, bersikeras bahwa tentara mereka telah diculik dari dalam
wilayah negara itu.
Baca Juga:
Perang Tanpa Pelindung Tubuh, Ribuan Tentara Armenia Jadi Mayat
"Prajurit kami
melakukan pekerjaan pengaturan perbatasan dengan Azerbaijan (dan) di
pertambangan, dengan memasang tanda-tanda peringatan. Tidak ada tujuan
sabotase," terangnya.
Kementerian Luar Negeri Armenia menambahkan bahwa tindakan
provokatif dari kepemimpinan militer-politik Azerbaijan ditujukan untuk
memperburuk situasi, yang dapat secara serius merusak perdamaian dan stabilitas
regional.
Namun, Azerbaijan juga menuduh tetangganya melanggar
ketentuan perjanjian trilateral yang ditengahi Moskow, yang telah menghentikan
pertempuran sengit yang merenggut nyawa ribuan tentara di kedua belah pihak
selama perang singkat Nagorno-Karabakh.