Pada November tahun lalu, Pashinyan dan Presiden Azerbaijan
Ilham Aliyev menandatangani perjanjian gencatan senjata untuk membekukan
konflik di wilayah yang disengketakan. Nagorno-Karabakh dianggap sebagai bagian
de jure dari Azerbaijan, tetapi merupakan rumah bagi banyak etnis Armenia dan
dijalankan hampir secara otonom oleh pejabat yang memiliki hubungan dekat
dengan Yerevan. Kesepakatan itu membuat Armenia melepaskan kendali atas
sebagian wilayah.
Namun, hal itu telah dirusak oleh tuduhan dari kedua belah
pihak dan ketakutan bahwa konflik dapat kembali memanas. Awal bulan ini,
Pashinyan mengklaim pasukan Azerbaijan telah berusaha menyelinap ke negara itu
menggunakan KTP palsu untuk mengepung danau strategis yang melintasi
perbatasan.
Baca Juga:
Gencatan Senjata Gagal Total, 80 Tentara Azerbaijan Jadi Mayat
Sedangkan pada bulan Februari, Baku menuduh pasukan Armenia
menembak melintasi perbatasan dalam apa yang digambarkannya sebagai pelanggaran
mencolok gencatan senjata. Yerevan membantah tuduhan tersebut. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.