WahanaNews.co | Alasan Presiden Armenia Armen Sarkisian mengundurkan diri dari jabatannya karena batasan untuk mempengaruhi kebijakan selama masa krisis nasional.
Pengumuman ini muncul saat ketidakstabilan mengguncang negara kecil bekas Uni Soviet, yang juga sedang berjuang secara ekonomi setelah perang dengan Azerbaijan.
Baca Juga:
Gencatan Senjata Gagal Total, 80 Tentara Azerbaijan Jadi Mayat
Kekalahan memalukan Armenia dan hilangnya wilayah yang disengketakan pada akhir 2020 akhirnya memicu demonstrasi besar-besaran dan krisis domestik yang mengadu Sarkisian dengan Perdana Menteri Nikol Pashinyan.
"Ini bukan keputusan yang didorong secara emosional dan berasal dari logika tertentu," kata Sarkisian dalam sebuah pernyataan di situs resminya, dikutip dari AFP Senin (24/1).
"Presiden tidak memiliki alat yang diperlukan untuk mempengaruhi proses penting kebijakan luar negeri dan dalam negeri di masa-masa sulit bagi rakyat dan negara," katanya.
Baca Juga:
Perang Tanpa Pelindung Tubuh, Ribuan Tentara Armenia Jadi Mayat
Inti dari ketidaksepakatan itu adalah pemecatan kepala staf militer Armenia. Sarkisian menolak untuk menandatangani perintah dari Pashinyan agar kepala staf dipindahkan.
Menurut Sarkisian krisis tidak dapat diredakan melalui pergantian personel yang sering. Sarkisian dalam pernyataannya Minggu malam mengecam "kenyataan di mana presiden tidak dapat memveto undang-undang yang dia yakini buruk bagi rakyat dan negara".
Ia menambahkan bahwa berbagai kelompok politik di negara yang terkurung daratan itu memandang kantor kepresidenan bukan sebagai anugerah bagi Armenia tetapi sebagai "bahaya bagi mereka".