WahanaNews.co | Sebuah ledakan dahsyat mengguncang pipa gas di dekat wilayah kelompok separatis Luhansk, Ukraina timur di tengah panasnya konflik antara Ukraina dan kelompok separatis.
"Bagian dari pipa gas terbakar pada Jumat malam setelah terkena ledakan kuat," kantor berita Interfax melaporkan seperti dikutip dari New Zealand Herald, Minggu (20/2/2022).
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Menurut Tatiana Bogorodko, kepala Luhanskgas, ledakan itu diduga sebagai sabotase.
Itu terjadi beberapa jam setelah sebuah bom mobil meledak di Donetsk, Ukraina timur.
Mayor Jenderal Denis Sinenkov diyakini tidak berada di dalam mobilnya ketika ledakan besar mengguncang kota yang dikuasai separatis itu.
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
Insiden itu dikhawatirkan adalah operasi "false flag" Kremlin untuk memberi alasan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin guna menyerang Ukraina seiring meningkatnya kekuatan tempur menjadi 190.000.
"Ini terlihat seperti bendera palsu. Mereka akan menyalahkan Ukraina, tetapi bagaimana mereka bisa menjebaknya?" ujar seorang pakar keamanan di Kiev.
Sebelumnya pemberontak di Ukraina timur telah mengumumkan mobilisasi militer penuh, hanya beberapa jam setelah mereka memerintahkan perempuan dan anak-anak untuk mengungsi ke Rusia selatan karena kekhawatiran akan pecahnya konflik.
Para pemimpin dua republik separatis di Ukraina timur memerintahkan perempuan dan anak-anak untuk melarikan diri dan sesegera mungkin menuju Rusia.