WahanaNews.co | Harga pangan, termasuk sayur-sayuran, melonjak selama bulan suci Ramadan di Pakistan.
Tetapi, seorang pedagang sayur-sayuran, Haji Sultan Muhammad, di Quetta, tidak keberatan jika seorang pembeli kekurangan uang, walau harga pangan melonjak.
Baca Juga:
29 Orang Meninggal Akibat Cuaca Hujan dan Badai Petir di Pakistan
Kondisi Pakistan yang diterpa panas terik sepanjang hari membuat orang merasa lapar dan haus.
Mereka berpuasa sepanjang hari di tengah panasnya kota yang tak tertahankan, seperti dilansir ArabNews, Minggu (24/4/2022).
Tapi ada kelegaan yang tak terduga ketika mereka menghitung uang mereka untuk membayar kurang dari yang ditetapkan pedagang.
Baca Juga:
Asif Ali Zardari Terpilih Sebagai Presiden ke-14 Pakistan dalam Pemilu 2024
Selama Ramadan, umat Islam di seluruh dunia menantikan pertemuan dengan teman dan keluarga dan buka puasa bersama yang dimulai setelah matahari terbenam.
Tetapi, penjual bahan makanan di seluruh Pakistan biasanya menaikkan harga buah dan sayuran.
Muhammad melakukan yang sebaliknya, dia memberi diskon 10 persen.
Dia adalah satu-satunya penjual sayur terkenal di Pakistan yang melakukannya.
“Di mana orang menganggap Ramadhan sebagai panen pendapatan, saya percaya itu, musim kebaikan juga,” kata Muhammad kepada ArabNews.
Tokonya berada di pasar sayur Sabzi Mandi yang bersejarah di ibu kota Provinsi Balochistan, baratdaya Pakistan.
“Selama 11 bulan, kami mengejar keuntungan," ujarnya.
"Apa salahnya jika kita melepaskan uang ekstra hanya untuk satu bulan?” tanya pria 40 tahun, yang menjalankan toko yang didirikan kakeknya enam dekade lalu.
Harga produk tetap di Pakistan, tetapi banyak penjual tidak mematuhi aturan dan membebani orang lebih banyak.
Para pedagang juga dibebani oleh kenaikan biaya transportasi dan inflasi yang melonjak.
Tetapi pelanggan menganggapnya sebagai alasan yang lemah.
Maula Dad Kakar, yang sedang membeli sayuran di toko Muhammad, mengatakan, di Eropa dan negara-negara Teluk adalah umum jika harga makanan lebih murah selama Ramadan.
Tetapi di Pakistan penjual melakukan hal yang sebaliknya.
“Pemerintah harus menindak tegas pedagang kaki lima yang menjarah rakyat miskin selama Ramadhan,” katanya.
Pihak berwenang telah berusaha melakukan itu.
Komite Pengendalian Harga Balochistan telah menutup lebih dari 100 toko di provinsi tersebut selama dua minggu pertama Ramadhan karena melanggar daftar harga pemerintah.
Di samping tindakan hukuman, mereka juga berusaha mendorong kemurahan hati.
Farah Azeem Shah, juru bicara pemerintah Balochistan, mengatakan upaya Muhammad tidak luput dari perhatian.
“Wakil komisaris telah mengunjungi toko Muhammad minggu lalu dan menunjukkan apresiasinya atas inisiatifnya,” katanya.
“Pemerintah provinsi akan terus mendukung pemilik toko yang menjual makanan yang dapat dimakan dengan harga murah dan memberikan preseden positif kepada masyarakat," harapnya.
Menurut daftar harga pemerintah yang terpampang di toko Muhammad, lemon dijual seharga 780 rupee (US$ 4) per kg.
Muhammad menjualnya seharga Rs 700.
Harga resmi tomat adalah 60 rupee per kg, tetapi dia menjualnya seharga 50 rupee.
Faqeer Muhammad, seorang pensiunan pegawai kereta api berusia 62 tahun, telah membeli sayuran darinya selama 15 tahun terakhir.
“Ada orang langka di Quetta seperti Haji Sultan, yang tahu arti dan kewajiban sebenarnya dari Ramadhan,” katanya kepada ArabNews.
Penjual sayur tahu itu.
“Sebagai seorang Muslim, saya percaya Ramadhan adalah bulan penuh berkah,” katanya.
“Daripada menimbulkan masalah tambahan, kita harus memberikan kenyamanan dan kelegaan bagi orang lain," ujarnya. [gun]