WahanaNews.co | Kecaman Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, atas peluncuran rudal Korea Utara (Korut) pada pekan
ini, disebut seorang pejabat negara Asia tersebut berisiko memicu uji
senjata yang lebih lanjut.
Korea Utara sebelumnya meluncurkan dua
rudal balistik ke timur Semenanjung Korea dan menimbulkan kecaman dari Biden.
Baca Juga:
Korut Lesatkan Lagi Rudal Balistik ke Laut Korsel
Peluncuran itu jadi aksi provokasi
pertama di masa Biden menjabat.
Pyongyang telah menunggu waktu yang
dianggap tepat sejak pemerintahan baru memimpin di Washington, bahkan secara
tidak resmi mengakui keberadaan era baru sampai pada pekan lalu.
Usai peluncuran rudal pada Kamis (25/3/2021), Biden menyebut uji coba tersebut sebagai pelanggaran resolusi
PBB dan meminta negara tersebut tidak meningkatkan pengujian militer.
Baca Juga:
Aksi Restorasi Korut di Lokasi Uji Coba Nuklir Terus Meluas
Biden bahkan menyebut "akan ada
respons bila mereka memilih meningkatkan uji coba".
Ri Pyong Chol, seorang pejabat
terkemuka Korea Utara yang mengawasi uji coba rudal tersebut, mengatakan, komentar Biden telah mengungkapkan
"permusuhan yang mendalam" terhadap rezim Kim Jong-un.
"Pernyataan seperti itu dari
Presiden AS adalah pelanggaran secara gamblang atas hak negara kami untuk
membela diri dan memprovokasi hal tersebut," kata Ri, dalam pernyataan yang dirilis oleh media KCNA.
Ri mengatakan, Pyongyang
mengungkapkan "kekhawatiran mendalam atas kepala eksekutif AS yang
menyebut uji coba reguler, (sebuah) pelaksanaan hak negara kami untuk membela
diri, sebuah pelanggaran terhadap 'resolusi' PBB."
"Bila AS melanjutkan
pernyataannya yang sembrono tanpa memikirkan konsekuensinya, AS mungkin akan
menghadapi sesuatu yang tidak baik," katanya, dan
menyebut Korea Utara siap untuk "terus meningkatkan kekuatan militer kami
yang paling teliti dan luar biasa."
Juru bicara Kementerian Pertahanan
Jepang sebelumnya mengonfirmasi peluncuran rudal ini.
Menurut Jepang, rudal itu diluncurkan
ke arah Laut Jepang atau yang disebut Korea Selatan sebagai Laut Timur.
"Kemungkinan rudal balistik.
Rudal itu tidak jatuh di dalam wilayah Kepang dan juga diyakini tidak jatuh di
dalam zona ekonomi eksklusif Jepang," ujar jubir tersebut, sebagaimana
dikutip Reuters.
Kemenhan Jepang pun mengimbau
kapal-kapal yang melewati perairan tersebut untuk tidak mendekati objek
tertentu di laut.
Mereka mengimbau awak kapal untuk
segera melaporkan ke coast guard
Jepang jika melihat objek mencurigakan. [qnt]