WahanaNews.co | Seorang mata-mata Korea Utara dijatuhi hukuman mati gara-gara bikin 'ulah' menelusuri nama Kim Jong-un di Google.
Seorang agen tak dikenal menghadapi hukuman mati oleh regu tembak karena berani-beraninya membaca tentang Kim Jong-un dari kantor Office 10, badan rahasia yang memantau komunikasi internal dan eksternal negara.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Sumber di Pyongyang mengatakan kepada surat kabar Daily NK Korea Selatan bahwa orang tersebut termasuk di antara beberapa pejabat rahasia yang dikhianati oleh seorang rekan di Kementerian Keamanan Negara.
Pejabat lain dilaporkan telah mengundurkan diri dari jabatan mereka.
Akses internet dikontrol ketat di Korea Utara, yang dikenal karena isolasinya dari dunia luar dan pemujaan para pemimpinnya terhadap tokoh semi-agama.
Baca Juga:
Krisis Kelahiran di Korut: Pemerintah Penjarakan Dokter Aborsi dan Sita Alat Kontrasepsi
Bahkan tokoh intelijen pun tak bisa sembarangan mengakses Internet tanpa izin terlebih dahulu.
Seorang sumber memberi tahu Daily NK: "10 kantor departemen diberi akses internet, memungkinkan agen untuk mematikan istilah pencarian dan mencari sebanyak yang mereka inginkan di internet tanpa masalah."
"Tapi sejak kepala kantor baru mengambil alih, hal yang tadinya rutin menjadi insiden besar," kata sumber itu.
Greg Scarlatoiu, kepala komite hak asasi manusia Korea Utara, mengatakan pembersihan tersebut menunjukkan bagaimana rezim tersebut semakin berjuang untuk mengontrol arus informasi ke negara tersebut.
Scarlatoiu menyatakan: "Bahkan agen paling tepercaya dari rezim Kim sekarang mencoba mendapatkan informasi dari dunia luar."
"Rezim keluarga Kim tetap berkuasa melalui paksaan, hukuman, pengawasan dan kontrol informasi yang luar biasa," katanya.
Menurutnya, Pemerintah terus melihat informasi yang sangat terbatas yang masuk ke negara dari luar sebagai ancaman serius terhadap kekuasaan mereka.
“Terlepas dari upaya rezim, firewall informasi Korea Utara perlahan, tapi pasti dan mantap, runtuh,” ungkap dia.
Melansir Sindonews, para pejabat intelijen yang tertangkap dalam pembersihan Biro 10 baru-baru ini semuanya diketahui masih muda, bergabung dengan badan tersebut tidak lama setelah lulus kuliah tahun lalu.
Mereka sebagian besar berpangkat menengah ke atas di organisasi tersebut, ditugasi mengembangkan program untuk mengendalikan firewall informasi negara, menurut Daily NK. [ast/eta]