WahanaNews.co, Jakarta - Pemerintah Korea Utara (Korut) mengatakan akan secara permanen menutup dan memblokir perbatasan dengan Korea Selatan (Korsel), Rabu (9/10/2024). Hal ini dilakukan saat hubungan antara dua Korea itu memanas.
Mengutip AFP, melansir dari CNBC Indonesia, Pyongyang mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka akan 'memotong jalan dan rel kereta api' yang mungkin memungkinkan perjalanan antara kedua Korea. Mereka juga telah mengirim pesan telepon kepada pasukan Amerika Serikat (AS) untuk 'mencegah kesalahan penilaian dan konflik yang tidak disengaja'.
Baca Juga:
Krisis Kelahiran di Korut: Pemerintah Penjarakan Dokter Aborsi dan Sita Alat Kontrasepsi
"Kami merencanakan langkah militer besar-besaran yang akan memotong jalan dan rel kereta api yang terhubung ke ROK (Korsel) dan membentengi wilayah yang relevan di pihak kami dengan struktur pertahanan yang kuat," ungkap Korut.
Militer Korut menggambarkan keputusannya sebagai 'tindakan membela diri'. Ini terjadi setelah adanya latihan militer yang dilakukan Korsel serta kunjungan aset nuklir strategis AS.
Perbatasan antara kedua Korea adalah salah satu yang paling ter militerisasi di dunia. Meski begitu, banyak kasus yang akhirnya melibatkan warga Korut yang memutuskan untuk lari ke Korsel.
Baca Juga:
Gagal Mitigasi Banjir, Kim Jong Un Tembak 30 Pejabat Korut
Seoul mengatakan pada bulan Juli bahwa Pyongyang telah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk meletakkan ranjau darat dan mendirikan penghalang. Hal ini membuat banyaknya korban yang jatuh di pihak Korut.
Sementara itu, hubungan antar-Korea berada pada salah satu titik terendah dalam beberapa tahun, dengan Pyongyang menutup lembaga yang didedikasikan untuk reunifikasi dan menyatakan Korsel sebagai musuh utamanya.
Beberapa analis berpikir pengumuman penutupan itu bisa menjadi langkah pertama yang potensial menuju tindakan yang lebih serius, seperti mengubah konstitusi Korut untuk menyatakan perbatasan maritim baru di selatan garis de facto saat ini.