WahanaNews.co | Pasukan rusia mengepung Kota Mariupol sehingga membuat penduduk lokal terjebak di bawah serangan bertubi-tubi tanpa adanya listrik, pemanas, hingga air.
Seperti dilansir dari CNN, Kamis (3/3/2022), tidak jelas berapa banyak dari sekitar 400.000 penduduk Mariupol yang dapat mengungsi dari kota pelabuhan itu atau berapa banyak yang terbunuh atau terluka.
Baca Juga:
Rusia Angkut Baja dari Kota Mariupol, Ukraina: Penjarahan!
Wali Kota Mariupol Vadym Boichenko menuduh militer Rusia menciptakan bencana kemanusiaan di kota itu dalam sebuah posting di akun Telegramnya.
"Sampah ini tidak menemukan cara lain untuk menghancurkan kami. Mereka menghalangi pasokan dan perbaikan listrik, air dan panas. Mereka juga merusak rel kereta api. Mereka telah menghancurkan jembatan dan menghancurkan kereta api sehingga kami tidak dapat mengevakuasi wanita, anak-anak. dan para lansia dari Mariupol," katanya.
"Mereka menghalangi pasokan makanan, menghalangi kita seperti di Leningrad (selama Perang Dunia II), dengan sengaja menghancurkan infrastruktur pendukung kehidupan penting kota itu selama tujuh hari. Sekali lagi, kita tidak punya penerangan, air, atau pemanas."
Baca Juga:
Si Tajir Pemilik Pabrik Baja Mariupol Tuntut Rusia Rp 292 T
Wakil Walikota Mariupol Buka Suara
Wakil Walikota Mariupol Sergei Orlov mengatakan kota itu sekarang dikepung oleh pasukan Rusia dan sangat membutuhkan bantuan militer dan kemanusiaan.
"Tentara Ukraina dan Garda Nasional kami sangat berani, mereka berdiri dan berjuang untuk Ukraina, untuk Mariupol. Tapi situasinya cukup kritis," kata Orlov.