WahanaNews.co | Toko-toko di Prancis yang menggunakan pendingin udara (Air Conditioner/AC) diperintahkan menutup pintu mereka rapat-rapat. Jika tidak, mereka bakal kena denda hingga sekitar US$ 766 (sekitar Rp 11,5 juta).
Hal ini diungkapkan Menteri Transisi Ekologi Prancis Agnes Pannier-Runacher, Minggu. Ia mengatakan ini merupakan upaya negara itu memerangi pemborosan energi.
Baca Juga:
Keris Woomera 2024: Bangun Diplomasi TNI Melalui Malam Budaya di Banyuwangi
"Membiarkan pintu terbuka saat AC menyala menyebabkan konsumsi 20% lebih banyak dan... itu tidak masuk akal," katanya kepada radio RMC, dikutip dari AFP, Senin (25/7/2022).
Toko-toko di Prancis yang menggunakan pendingin udara (Air Conditioner/AC) akan diperintahkan menutup pintu mereka rapat-rapat.
Jika tidak, mereka bakal didenda hingga sekitar US$ 766 (sekitar Rp 11,5 juta).
Baca Juga:
Cek Kesiapan Latgabma Keris Woomera 2024, Wadirlat Tinjau Batalyon Armed 8/Uddhata Yudha
Hal ini diungkapkan Menteri Transisi Ekologi Prancis Agnes Pannier-Runacher, Minggu. Ia mengatakan ini merupakan upaya negara itu memerangi pemborosan energi.
"Membiarkan pintu terbuka saat AC menyala menyebabkan konsumsi 20% lebih banyak dan... itu tidak masuk akal," katanya kepada radio RMC, dikutip dari AFP, Senin (25/7/2022).
Ini terkait dekrit baru yang rencananya segera dikeluarkan pemerintah. Selain meminta warga menutup pintu saat AC menyala, papan iklan elektronik juga akan dibatasi pengoperasiannya.
"Dalam beberapa hari mendatang, saya akan mengeluarkan dua dekrit. Yang pertama akan memperluas larangan iklan yang menyala, berapa pun ukuran kotanya, antara jam 1 pagi dan 6 pagi ... Yang kedua akan melarang toko membuka pintu mereka saat AC dan pemanas bekerja," jelasnya.
Sebelumnya, perusahaan listrik Electricite de France (EDF) juga akan dinasionalisasi untuk mengatasi krisis energi. Seperti wilayah Eropa lain, krisis dipicu oleh pembatasan ekspor gas alam oleh pemerintah Rusia pada jaringan pipa Nord Stream 1.
EDF merupakan perusahaan utilitas listrik milik pemerintah Prancis yang berbasis di Paris. Sebanyak 84% saham EDF dimiliki pemerintah pusat, sementara 15% saham EDF dimiliki oleh pihak swasta dan 1% lainnya dikantongi oleh karyawan utilitas.
Sebenarnya EDF juga biasanya mengirimkan pasokan listriknya pada beberapa negara tetangga. Namun karena pembatasan ekspor gas alam Rusia, perusahaan gagal meningkatkan jumlah produksi di tengah ramainya permintaan. [qnt]