Dia bahkan menuding bahwa aksi unjuk rasa yang terjadi saat ini dibiayai oleh kepentingan asing dan uang gelap perdagangan narkoba. Kelompok itu memanfaatkan demonstran untuk menghancurkan negara.
Otarola mengatakan, polisi telah diserang dengan senjata rakitan dan menyebut Castillo tengah melakukan kudeta dengan mengobarkan kerusuhan. Meski demikian, dia menyesalkan adanya korban jiwa dalam aksi unjuk rasa tersebut.
Baca Juga:
Indonesia-Viet Nam Sepakat Perkuat Kemitraan Strategis
Sebelumnya, Presiden Boluarte mengatakan, dia tidak dapat mengabulkan tuntutan pengunjuk rasa. Bahkan, menurut dia, permintaan pendemo mengada-ada dan sekadar dalih untuk membuat kekacauan.
Sementara, Ombudsman Peru mengingatkan aparat keamanan untuk menggunakan kekuatan secara legal dalam menghalau pengunjuk rasa.
“Kami meminta agar kekuatan bersenjata digunakan secara legal, perlu, dan proporsional. Kami juga mendesak kejaksaan untuk melakukan penyelidikan segera dan mengklarifikasi fakta," tulis Ombudsman di Twitter.
Baca Juga:
Prabowo dan PM Trudeau Sepakati Kerja Sama Strategis Indonesia-Kanada
Komite Palang Merah Internasional menyesalkan terjadinya eskalasi kekerasan dalam penanggulangan aksi unjuk rasa. "Kami sangat prihatin dengan berlanjutnya eskalasi kekerasan dalam protes di Peru, yang telah menyebabkan hilangnya puluhan nyawa," ujarnya. [rna]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.