WahanaNews.co | Pemerintah Swedia pada Selasa (24/1) mengumumkan "kampanye informasi internasional" guna memperketat aturan imigrasi mereka, agar bisa mengurangi jumlah pemohon suaka yang datang ke negara itu.
"Tujuan utamanya adalah menginformasikan tentang kebijakan migrasi Swedia sehingga lebih sedikit orang yang datang ke sini," kata Menteri Migrasi Swedia Maria Malmer Stenergard dalam sebuah konferensi pers.
Baca Juga:
Debat soal Palestina Memanas, Menlu Swedia Dihujani Tomat dan Bawang
Salah satunya, kata Maria Malmer Stenergard, mencakup upaya mendistribusikan paket informasi kepada otoritas-otoritas asing dan otoritas lain yang memiliki titik kontak di luar negeri.
"Informasi yang tertarget juga harus sampai ke ruang redaksi dan kantor berita asing," ucap Malmer Stenergard, melansir Antara, Rabu (25/1).
Menurut dia, jika pendatang termasuk para pengungsi yang nantinya harus dipaksa pulang setelah menerima informasi tentang peraturan yang berlaku di negara itu, maka hal itu berarti pihaknya sedang berusaha mengurangi risiko penderitaan orang-orang ini.
Baca Juga:
Raih 18 Trofi Selama Karir, Ini Profil Sven-Goran Eriksson yang Meninggal Dunia
"Dan dengan begini kami dapat lebih fokus pada mereka yang memiliki alasan jelas untuk mendapatkan perlindungan," katanya.
Pada tahun itu, Swedia menerima hampir 22.000 permohonan suaka, menurut statistik yang disediakan oleh Badan Migrasi Swedia. Pada 2020 dan 2021, jumlah permohonan serupa masing-masing tercatat 13.000 dan 11.400, menurut badan tersebut.
"Swedia tidak boleh memiliki pandangan yang lebih dermawan tentang suaka dari yang telah diamanatkan oleh undang-undang UE (Uni Eropa) dan perjanjian-perjanjian lainnya yang mengikat secara hukum," ujar sang menteri.
Menjelang pemilu Swedia pada September tahun lalu, kubu yang akhirnya menang mengampanyekan aturan imigrasi yang lebih ketat. Mereka didukung oleh partai sayap kanan Demokrat Swedia, yang mengampanyekan penolakan terhadap imigrasi. [rna]