WahanaNews.co |
Marielle Hayek, koordinator program Access Center for Human Rights,
sebuah LSM yang memantau kondisi pengungsi Suriah di Lebanon, mengatakan bahwa
15 warga Suriah dideportasi oleh Lebanon pada Selasa (1/6/2021).
Lima pengungsi lainnya, yang menaiki kapal
menuju Siprus dari Lebanon, ikut dideportasi ke Suriah setelah kapal mereka
didorong kembali ke Lebanon oleh pihak berwenang Siprus, tambah Hayek.
Baca Juga:
Serangan Udara Israel Hancurkan Gedung Kampus Universitas Lebanon di Beirut
"Pihak berwenang Siprus memeriksa dokumen
orang-orang di kapal dan kemudian menolak masuk ke Siprus dan mendorong mereka
kembali ke Lebanon," katanya ke L"Orient Today, Kamis (3/6/2021).
Dari 56 orang pengungsi yang ditangkap Lebanon,
18 warga Suriah ditahan oleh Keamanan Umum Lebanon.
Sisanya, selain dideportasi, dibebaskan atau
ditahan di Lebanon dan masih menghadapi kemungkinan pengusiran.
Baca Juga:
Roket Lebanon Hantam Israel, Harapan Damai Kian Meredup
Sebelum 2019, Lebanon memiliki kebijakan untuk
tidak mendeportasi warga Suriah, termasuk untuk mereka yang tidak memiliki
dokumen kependudukan resmi.
Namun, pada Mei 2019, otoritas Lebanon mulai
mendeportasi paksa warga Suriah yang memasuki negara itu secara ilegal setelah
24 April tahun itu.
Hingga kini sudah lebih dari 2.730 warga
Suriah yang dideportasi dari Lebanon.
Menanggapi pertanyaan tentang deportasi, juru
bicara pemerintah Lebanon mengatakan, Lebanon tidak melakukan deportasi paksa
terhadap warga Suriah.
Mereka hanya mendeportasi warga Suriah yang
menerima keputusan Dewan Pertahanan Tinggi yang dikeluarkan pada 24 April 2019
dan terbukti telah memasuki Lebanon secara diam-diam setelah tanggal tersebut.
Ketika ditanya pada hari Kamis (3/6/2021), terkait
deportasi pengungsi Suriah, Badan Pengungsi PBB (UNHCR) mengatakan, tidak dapat
mengomentari kasus individu.
Namun, UNHCR berjanji akan mengadvokasi
perlindungan hukum sesuai prosedur bagi mereka yang takut kembali ke negara
asalnya.
Badan tersebut juga memberikan statistik bahwa
orang-orang yang mencoba meninggalkan Lebanon dengan kapal penyelundup
mengalami lonjakan selama 18 bulan terakhir.
Menurut UNHCR, sekitar 1.162 orang --kebanyakan
dari mereka orang Suriah-- berusaha meninggalkan Lebanon dengan kapal
penyelundup antara Januari 2020 dan akhir Mei 2021.
Sebelumnya, pada tahun 2019, tercatat hanya
sekitar 270 orang yang mengungsi sepanjang tahun.
Pada 2018, 490 orang mencoba mengungsi dari Lebanon.
Juru bicara UNHCR, Lisa Abou Khaled,
mengatakan bahwa sebagian kecil dari calon migran benar-benar berhasil mencapai
tujuan mereka.
Dari sembilan kapal yang diketahui telah
berangkat pada tahun 2021, hanya dua yang berhasil tiba di wilayah Siprus,
sementara enam dicegat oleh otoritas Lebanon sebelum keluar dari perairan Lebanon,
dan satu didorong kembali oleh otoritas Siprus.
Organisasi hak asasi manusia dan otoritas
Eropa telah mengkritik Siprus karena penanganannya yang agresif terhadap
pencari suaka.
Sebuah laporan Human Rights Watch tahun
2020 menemukan bahwa patroli penjaga pantai Siprus telah mengusir lebih dari
200 migran, pengungsi, dan pencari suaka yang datang dari Lebanon selama pekan
pertama September 2020, tanpa memberi mereka kesempatan untuk menginap.
"Bahkan, dalam beberapa kasus, kapal penjaga
pantai Siprus menabrak kapal kayu yang penuh dengan orang," kata laporan itu. [dhn]