WahanaNews.co | Para wartawan Kuba, yang meliput unjuk rasa paling serius
terhadap pemerintah komunis dalam beberapa dekade, telah
ditangkap.
Mereka menjadi sasaran pengawasan
polisi dan diintimidasi oleh pihak berwenang.
Baca Juga:
Harga BBM-nya Naik 500%, Dulu Negara Kaya Kini Bangkrut
Menurut Lembaga untuk Kebebasan Berekspresi dan Pers (ICLEP), sedikitnya 47
wartawan telah ditangkap di Kuba.
ICLEP adalah sebuah organisasi yang
mendukung media oposisi di pulau itu.
Ketika berbicara dengan direktur
eksekutifnya, Normando Hernández González, pada 15 Juli 2021, dia
mengatakan bahwa dirinya baru saja mendengar tentang
penangkapan jurnalis lain dan ingin menyebarkan berita itu sesegera mungkin.
Baca Juga:
Peresmian Cafe & Resto 007 Berjalan Dengan Meriah
Hernandez mengatakan, penangkapan itu menunjukkan bagaimana pemerintah Kuba berusaha
"mengkriminalisasi profesi kami."
Puluhan orang ditangkap, satu di
antaranya dikonfirmasi meninggal dunia, sementara layanan internet Kuba yang
"putus-sambung" dan selama ini digunakan untuk mengatur demonstrasi dan
menyebarkan rekaman tentangan terhadap Partai Komunitas yang berkuasa dan
Presiden Manuel Diaz-Canel yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pihak berwenang mengatakan, protes itu adalah hasil dari "kontra-revolusioner" yang dibiayai
Amerika yang mengeksploitasi kesulitan ekonomi akibat sanksi-sanksi.
Para wartawan mengatakan kepada media bahwa polisi telah menyita komputer, ponsel, memutus akses
internet atau menempatkan mereka dalam tahanan rumah. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.