Bencana
terkait banjir, seperti tanah longsor, merupakan risiko tradisional namun
serius bagi "Negeri Sakura".
Ini
karena setengah dari populasi Jepang dan 75 persen aset negara terkonsentrasi
di daerah rawan banjir, menurut para ahli.
Baca Juga:
Japan Open 2025: Dua Tunggal Andalan Indonesia Harus Angkat Koper Lebih Cepat
"Jepang
memiliki banyak faktor risiko yang menyebabkan tanah longsor. Misalnya, itu
rawan karena medan pegunungan dan banyak tempat di mana tanahnya adalah abu
vulkanik, yang tidak kuat," seismolog Robert Geller, profesor emeritus
dari Universitas Tokyo, mengatakan kepada CNN.
Peningkatan
curah hujan akibat pemanasan global meningkatkan risiko tanah longsor yang
menghancurkan.
"Pemanasan
global memperburuk segalanya dan meningkatkan frekuensi curah hujan yang dapat
menyebabkan tanah longsor yang merusak," tambah Geller.
Baca Juga:
Trump Ancam Jepang dengan Tarif Baru karena Tolak Beras AS
Menurutnya,
musim hujan akan berlangsung selama seminggu atau 10 hari lagi.
Karena
pemanasan global, Jepang mungkin mendapatkan lebih banyak curah hujan sekarang
daripada biasanya. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.