WAHANANEWS.CO, Jakarta - Situasi kemanusiaan di Jalur Gaza kembali memburuk, memperlihatkan dampak nyata dari kebijakan blokade Israel yang semakin mencekik kehidupan warga sipil.
Bantuan yang seharusnya menjadi penyelamat, justru terhambat dan berujung pada kekacauan akibat kondisi keamanan yang tak terkendali.
Baca Juga:
Yordania Buka Lagi Perbatasan Allenby Usai Insiden Berdarah Tewaskan Tentara Israel
Dunia internasional ditantang untuk tidak lagi menutup mata terhadap penderitaan yang disengaja ini.
Pemerintah Palestina di Jalur Gaza pada Sabtu (3/8/2025) mengungkapkan bahwa sebagian besar dari 36 truk bantuan kemanusiaan yang diperbolehkan masuk oleh Israel pada Jumat justru dijarah di tengah situasi keamanan yang sengaja dibuat kacau oleh militer Zionis.
Kantor Media Pemerintah Gaza menyatakan bahwa insiden penjarahan itu bukan peristiwa acak, melainkan bagian dari “kebijakan kekacauan dan kelaparan” yang dijalankan Israel secara sistematis untuk menghancurkan ketahanan warga Gaza.
Baca Juga:
Presiden Irlandia Serukan Israel dan Sekutu Senjatanya Dikeluarkan dari PBB
“Truk-truk bantuan menjadi sasaran penjarahan sebagai bagian dari rencana penghancuran sistematis,” ujar pernyataan resmi dari kantor tersebut.
Kondisi ini makin memperburuk krisis pangan yang terjadi di Gaza, yang sejak lama berada dalam cengkeraman blokade Israel.
Sejak 2 Maret 2025, seluruh perbatasan Gaza ditutup rapat, sepenuhnya menghentikan aliran bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan oleh 2,4 juta penduduk wilayah itu.