WAHANANEWS.CO - Presiden Prancis Emmanuel Macron dan istrinya, Brigitte Macron, tengah berada di Indonesia dalam kunjungan selama tiga hari sejak Selasa (27/5/2025).
Keduanya tiba di Jakarta pada Selasa malam, setelah sebelumnya melakukan lawatan kenegaraan ke Vietnam.
Baca Juga:
Prabowo Antar Langsung Keberangkatan Presiden Macron ke Singapura
Namun sebelum tiba di Indonesia, pasangan ini menjadi sorotan akibat sebuah insiden yang viral di media sosial.
Ketika pintu pesawat mulai terbuka setibanya di Vietnam pada Senin (26/5/2025), Brigitte tampak mendorong atau menoyor wajah Macron di dalam kabin.
Momen itu tertangkap kamera dan ramai diperbincangkan warganet.
Baca Juga:
RI–Prancis Luncurkan Kemitraan Strategis Kebudayaan di Candi Borobudur
Macron sempat terlihat kaget atas tindakan tersebut, namun segera menyadari dirinya tengah disorot kamera.
Ia langsung melambaikan tangan ke luar.
Saat menuruni tangga pesawat, Macron menawarkan lengan untuk digandeng Brigitte, namun sang istri lebih memilih memegang pegangan tangga tanpa menanggapi uluran tangan suaminya.
Insiden kecil itu kembali memunculkan isu lama di media sosial mengenai teori konspirasi yang menuduh Brigitte sebagai transgender. Tuduhan itu sempat mencuat sejak Macron pertama kali terpilih sebagai presiden pada 2017.
Pada 2024, Pengadilan Paris telah menghukum dua perempuan—Amandine Roy dan Natacha Rey—karena menyebarkan klaim palsu tentang identitas gender Brigitte.
Keduanya diperintahkan membayar ganti rugi masing-masing sebesar €8.000 (Rp147 juta) kepada Brigitte, dan €5.000 (Rp92 juta) kepada adiknya, Jean-Michel Trogneux.
“Pengadilan menyatakan klaim tersebut tidak berdasar dan merupakan pencemaran nama baik,” tulis Euro News dalam laporannya.
Teori tersebut mencuat dari pernyataan Rey, seorang jurnalis, yang diwawancarai oleh Roy—yang mengaku sebagai “medium spiritual.” Mereka menyebarkan dugaan bahwa Brigitte sebenarnya adalah Jean-Michel, adiknya sendiri, yang mengubah jenis kelamin.
Namun kemiripan wajah di masa kecil dianggap hal yang wajar di antara saudara kandung.
[Redaksi: Rinrin Khaltarina]