WahanaNews.co | Sebuah kapal perang China nyaris menyeruduk kapal perusak Amerika Serikat (AS), USS Chung-Hoon, yang sedang hilir mudik dalam misi gabungan dengan kapal perang Kanada di Selat Taiwan, Sabtu (3/6/2023).
Dalam insiden yang panas dan menegangkan itu, kapal militer Beijing melaju kencang ke arah USS Chung-hoon hingga jarak datang dalam jarak 150 yard atau sekitar 137 meter.
Baca Juga:
Prabowo Kunjungi Monumen Pahlawan Rakyat di Beijing
Jurnalis Global News yang ikut dalam pelayaran fregat Kanada; HMCS Montreal, sejak 25 Mei di Laut China Selatan, menyaksikan langsung insiden hampir tabrakan tersebut dari sayap jembatan kapal.
Menurut laporan Global News, kapal Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA-N) menambah kecepatan dan memotong di depan haluan USS Chung-Hoon.
Komandan HMCS Montreal Kapten Paul Mountford menuding kapal perang Beijing melakukan manuver tidak profesional.
Baca Juga:
Bertemu Zhao Leji, Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Pererat Hubungan Indonesia-Tiongkok
Ketika kapal China mengubah jalurnya, kata Mountford, mereka memanggil kapal Amerika dan menyuruh mereka bergerak atau akan terjadi tabrakan.
Kru Amerika menanggapi dengan meminta kru China untuk menjauh dari kapal, tetapi USS Chung-Hoon akhirnya mengubah arah dan memperlambat untuk menghindari tabrakan.
Mountford yakin insiden ini jelas dihasut oleh orang China.
“Fakta bahwa ini diumumkan melalui radio sebelum melakukannya, dengan jelas menunjukkan bahwa ini memang disengaja," katanya.
Melansir Sindonews, sebelumnya, Armada ke-7 Angkatan Laut AS mengatakan kapal perusak berpeluru kendali USS Chung-Hoon dan HMCS Montreal Kanada melakukan transit rutin melintasi perairan di mana kebebasan navigasi dan penerbangan laut lepas berlaku sesuai dengan hukum internasional.
"Transit bilateral Chung-Hoon dan Montreal melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen Amerika Serikat dan sekutu serta mitra kami terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," katanya dalam sebuah pernyataan yang dilansir Reuters.
Sementara kapal perang AS transit di selat itu sebulan sekali, tidak biasa bagi mereka untuk melakukannya dengan kapal sekutu Amerika lainnya.
Misi tersebut berlangsung saat menteri pertahanan AS dan China menghadiri pertemuan puncak keamanan regional utama di Singapura.
Pada acara itu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menegur China karena menolak mengadakan pembicaraan militer, membuat negara adidaya itu menemui jalan buntu terkait Taiwan dan sengketa teritorial di Laut China Selatan.
China telah meningkatkan tekanan militer dan politik dalam upaya untuk memaksa Taiwan menerima klaim kedaulatan Beijing, yang ditolak keras oleh pemerintah di Taipei. [eta]