Akan tetapi, partai-partai pendukungnya punya pandangan berbeda tentang apa yang perlu dilakukan terhadap imigran.
Rutte merasa sulit untuk mencapai kesepakatan jika melihat pandangan partai-partai politik saat ini. Atas dasar itu ia memilih untuk mundur.
Baca Juga:
Bahlil Sebut Golkar Ibarat Teh Botol Sosro, Selalu Cocok untuk Semua Presiden
"Malam ini sayangnya kami telah mencapai kesimpulan bahwa perbedaan yang ada tidak dapat diatasi," ucapnya.
Mark Rutte merupakan Perdana Menteri Belanda yang menjabat sejak 14 Oktober 2011. Kepala pemerintahan terlama dalam sejarah Belanda.
Dia kembali memenangkan pemilu yang dihelat pada 2022 lalu. Namun belum sampai setahun menjabat, ia diterpa krisis politik di antara koalisi pendukungnya di parlemen.
Baca Juga:
Pimpinan DPR Setujui Hentikan Hak Keuangan Anggota Nonaktif
Rutte adalah politikus kelahiran 14 Februari 1967. Anak bungsu dari tujuh bersaudara itu mengagumi sosok Winston Churchil dan Margaret Thatcher.
Rutte, usai lulus dari Universitas Leiden, sempat bekerja di Unilever. Kesukaannya terhadap politik menggiring Rutte bergabung ke partai politik VVD.
Belum lama ini, Rutte atas nama pemerintah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.