WahanaNews.co, Jakarta - Militer Israel menggempur infrastruktur militer yang ada di dalam wilayah Suriah. Gempuran ini dilancarkan ketika meningkatnya kekhawatiran bahwa perang melawan Hamas bisa memicu konflik regional yang lebih luas.
Seperti dilansir AFP, Senin (30/10/23), serangan terhadap target militer di dalam wilayah Suriah itu diluncurkan Israel pada Senin (30/10) waktu setempat.
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
"Beberapa waktu yang lalu, sebuah jet tempur IDF (Angkatan Bersenjata Israel) menyerang lokasi peluncur," demikian pernyataan militer Israel, merujuk pada lokasi sistem peluncur militer yang menjadi sumber serangan pada malam hari yang menargetkan wilayah Israel.
"(Jet tempur Israel) Menyerang infrastruktur militer di wilayah Suriah," imbuh pernyataan tersebut.
Militer Israel tidak memberikan informasi detail lebih lanjut. Namun menurut stasiun televisi lokal Israel, Kan News, serangan itu terjadi di dekat kota Daraa, Suriah bagian selatan.
Baca Juga:
Komandan Hamas Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon Utara
Kementerian Pertahanan Suriah, dalam pernyataan terpisah pada Senin (30/10) waktu setempat, menyebut militer Israel melancarkan serangan udara pada dini hari sekitar pukul 01.35 waktu setempat.
"(Serangan datang) Dari arah Golan Suriah yang diduduki, menargetkan dua posisi angkatan bersenjata kami di pedesaan Daraa, menyebabkan sejumlah kerugian material," sebut Kementerian Pertahanan Suriah.
Kelompok pemantau konflik Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, melaporkan Israel menargetkan sejumlah posisi militer, termasuk 'batalion artileri' di Provinsi Daraa, sebagai respons atas gempuran di Dataran Tinggi Golan yang diduduki.
Gempuran terhadap wilayah Suriah ini terjadi saat kekhawatiran semakin meningkat soal dampak regional dari perang antara Israel dan Hamas yang terus berkecamuk di Jalur Gaza.
Rentetan serangan melanda posisi pasukan Amerika Serikat (AS) di wilayah Irak dan Suriah beberapa waktu terakhir. Tidak hanya itu, baku tembak antara Hizbullah dan pasukan Israel di perbatasan Lebanon juga meningkat sejak perang meletus di wilayah Jalur Gaza pada awal bulan ini.
Pada Minggu (29/10) waktu setempat, militer Israel menyatakan pihaknya telah menyerang 'target teroris Hizbullah di Lebanon' juga sebagai respons terhadap tembakan roket.
Situasi di kawasan Timur Tengah menjadi semakin tegang sejak Israel menyatakan perang terhadap Hamas dan melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap Jalur Gaza. Perang meletus setelah Hamas melancarkan serangan mengejutkan terhadap Israel pada 7 Oktober lalu.
Para pejabat Tel Aviv menyebut lebih dari 1.400 orang, kebanyakan warga sipil, tewas akibat serangan Hamas.
Sementara otoritas kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas menyebut lebih dari 8.000 orang, yang separuhnya anak-anak, tewas akibat gempuran Israel selama tiga pekan terakhir.
Serangan lintas perbatasan, menurut data AFP, menewaskan sedikitnya 61 orang di wilayah Lebanon. Kebanyakan korban tewas merupakan anggota Hizbullah, meskipun ada empat warga sipil yang salah satunya jurnalis.
Dari kubu Israel dilaporkan empat orang, termasuk satu warga sipil, tewas akibat serangan lintas perbatasan.
[Redaktur: Sandy]