"Pihak berwenang Korea Utara menganggap menara baja itu sebagai bangunan ilegal yang melanggar perjanjian pengelolaan perbatasan dan bersikeras untuk menghancurkannya," kata warga mengutip Radio Free Asia.
Padahal kata dia, menara ini populer di kalangan wisatawan yang datang ke Tiongkok untuk mengunjungi Gunung Paektu. Selain itu, puncak yang terletak di perbatasan antara Tiongkok dan Korea Utara ini merupakan gunung tertinggi di semenanjung Korea dan dianggap sebagai latar mitos asal usul masyarakat Korea.
Baca Juga:
Militer Korea Selatan Siarkan K-Pop dan Berita untuk Serangan Psikologis
Konon, menara ini dibangun oleh seorang pengusaha kaya dari kota Yanji di Prefektur Otonomi Korea Yanbian dengan uangnya sendiri.
"Jika Anda menaiki menara baja yang dirancang untuk dinaiki dengan berjalan kaki, Anda dapat mengamati kondisi kehidupan di Kota Hyesan, Provinsi Ryanggang, Korea Utara, dengan jelas seolah-olah Anda melihatnya tepat di depan mata Anda."
Melempar batu dan botol
Baca Juga:
Waspadai Pencurian Tinja, Pemimpin Korut Bawa Toilet Kemanapun Pergi
Salah satu faktor penyebab penutupan menara kemungkinan karena serangkaian pertikaian antara orang-orang yang berada di menara dan orang-orang di bawahnya.
"Pada bulan September tahun lalu, tiga penjaga perbatasan Korea Utara mengarahkan senapan otomatis mereka ke arah wisatawan di menara baja," kata seorang warga.
Dalam insiden lain, seorang mahasiswa Korea Utara melemparkan batu ke arah menara ketika turis mengambil fotonya. Turis itu kemudian membalasnya dengan melemparkan botol air dan kulit pisang ke arah mahasiswa tersebut.