WAHANANEWS.CO, Jakarta - Di tengah meningkatnya ketegangan global dan berbagai konflik yang meletus sepanjang tahun 2025, kekhawatiran akan pecahnya Perang Dunia III semakin terasa nyata.
Ketidakpastian politik, ancaman nuklir, dan konflik bersenjata di berbagai belahan dunia membuat banyak orang bertanya: ke mana harus pergi jika dunia benar-benar terbakar oleh perang?
Baca Juga:
Negara-negara Ini Siap Bayar Kamu untuk Pindah dan Tinggal di Wilayahnya
Beberapa negara, karena letak geografisnya yang terpencil, sikap politik yang netral, dan sumber daya alam yang memadai, dinilai mampu menjadi tempat perlindungan paling aman.
Mereka tidak hanya jauh dari pusat konflik, tetapi juga memiliki kemampuan bertahan hidup dalam jangka panjang.
Berikut daftar 10 tempat yang dianggap paling aman untuk ditinggali jika Perang Dunia III benar-benar terjadi:
Baca Juga:
10 Negara Paling Dibenci di Dunia: China, AS, dan Rusia di Urutan Teratas
Antartika
Benua es yang luas ini memang bukan negara, namun karena keterpencilannya yang ekstrem, Antartika dipandang sebagai lokasi yang tak mungkin dijangkau konflik.
Medan es yang keras dan terpencil menjadikan tempat ini hampir tidak terjangkau oleh peperangan global.
Fiji
Negara kepulauan yang terletak di tengah Samudra Pasifik ini dikenal tenang dan damai. Dengan penduduk yang sedikit, kebijakan luar negeri yang moderat, serta kekayaan alam laut dan hutan yang melimpah, Fiji bisa menjadi surga perlindungan jika dunia dilanda perang.
Islandia
Negara yang secara konsisten menempati peringkat tertinggi dalam Indeks Perdamaian Global ini dikenal mandiri.
Energi terbarukan, sumber daya laut, dan air tawar yang cukup menjadikan Islandia mandiri secara sumber daya, sebuah faktor penting saat dunia terisolasi oleh konflik.
Greenland
Meski secara administratif merupakan bagian dari Denmark yang tergabung dalam NATO, Greenland tetap menjadi wilayah yang jauh secara strategis dan tidak memiliki kepentingan militer besar.
Daerah pegunungan yang sunyi menjadikannya tempat persembunyian yang menguntungkan.
Selandia Baru
Dikenal akan demokrasi stabilnya dan sejarah bebas konflik, Selandia Baru memiliki tanah subur dan sumber daya air melimpah. Kemampuan untuk memproduksi makanan sendiri membuat negara ini aman dari ketergantungan luar, dan lanskap pegunungan menjadi perlindungan alami.
Bhutan
Negara kecil yang dikelilingi Pegunungan Himalaya ini selalu menghindari keterlibatan dalam urusan global. Posisi geografis yang sulit dijangkau dan kebijakan luar negeri yang netral menjadikan Bhutan tempat tersembunyi yang aman dari konflik besar.
Irlandia
Meskipun berdekatan dengan Inggris, Irlandia tidak bergabung dengan NATO dan tetap memegang teguh kenetralannya. Setiap keterlibatan militer harus mendapat persetujuan parlemen dan mandat PBB, membuat negara ini kecil kemungkinannya menjadi target perang.
Swiss
Dengan reputasi sebagai negara paling netral di dunia, Swiss dilengkapi dengan bunker nuklir dan infrastruktur pertahanan sipil yang canggih.
Geografi pegunungan dan kesiapan nasional menghadapi ancaman eksternal membuat Swiss sangat tangguh terhadap dampak konflik global.
Indonesia
Masuknya Indonesia dalam daftar ini tak lepas dari posisi strategis dan politik luar negeri bebas-aktif yang dipegang sejak lama.
Indonesia secara konsisten mengambil sikap netral dan menghindari keterlibatan blok militer besar, sambil mempromosikan perdamaian dunia.
Tuvalu
Negara kecil di Samudra Pasifik ini sangat terpencil dan hampir tak memiliki nilai strategis militer.
Dengan populasi kecil dan kemampuan untuk menghasilkan kebutuhan dasar secara lokal, Tuvalu sangat mungkin terhindar dari kekacauan global jika perang besar meletus.
Dalam dunia yang penuh ketidakpastian, pilihan untuk bertahan hidup tidak hanya tergantung pada kekuatan militer atau kekayaan ekonomi, tetapi juga pada keterpencilan, netralitas, dan kemampuan untuk hidup mandiri.
Dan seperti yang terlihat, Indonesia tetap punya peluang sebagai tempat perlindungan yang layak dalam skenario terburuk dunia.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]