WAHANANEWS.CO, Jakarta - Demo besar menyusul pemilihan umum di Tanzania dilaporkan telah menyebabkan sekitar 700 orang tewas, menurut pihak oposisi, dalam protes yang berlangsung sejak Rabu hingga Jumat.
Juru bicara partai oposisi Chadema, John Kitoka, mengatakan bahwa “jumlah kematian di Dar es Salaam sekitar 350 dan di Mwanza 200 lebih, ditambah dengan korban dari tempat-tempat lain di seluruh negeri, totalnya sekitar 700 orang”.
Baca Juga:
Belanda Akhiri Turnamen dengan Kemenangan Besar atas Tanzania
Data tersebut belum bisa diverifikasi secara independen oleh Agence France-Presse. Seorang sumber keamanan dan diplomat di Dar es Salaam juga mengatakan korban tewas bisa mencapai ratusan orang.
Pemilu yang digelar Rabu lalu meliputi pemilihan presiden, parlemen, hingga dewan lokal. Pemilu ini dikritik keras karena dugaan kecurangan oleh Presiden Samia Suluhu Hassan serta partainya yang berkuasa Chama Cha Mapinduzi (CCM).
Hassan dituduh berusaha memenangkan pemilu dengan menjegal rival-rivalnya: dua kandidat oposisi dilarang dan didiskualifikasi dari pencalonan, sehingga ia hanya menghadapi 16 kandidat dari partai-partai kecil yang nyaris tidak berkampanye.
Baca Juga:
Geger Pernyataan 'Suara Bukan Segalanya', Menteri Tanzania Dicopot
Publik pun marah dan melakukan protes besar-besaran di berbagai kota, termasuk Dar es Salaam, menentang pemilu yang dianggap tidak bebas dan tidak adil.
Polisi dan militer dikerahkan untuk menertibkan massa, pemerintah memberlakukan jam malam, memblokir internet, serta membatasi akses ke media sosial.
Direktur Regional Amnesty International untuk Afrika Timur dan Selatan, Tigere Chagutah, menyayangkan tindakan aparat dan menegaskan pihak berwenang harus menghormati hak asasi manusia dan menahan diri dari penggunaan kekerasan berlebihan: “Risiko eskalasi lebih lanjut sangat tinggi. Kami mendesak polisi untuk menahan diri dan tidak menggunakan kekerasan yang tidak perlu dan berlebihan terhadap para pengunjuk rasa.”