Namun, diskusi terkait dengan ancaman krisis tidak terpusat pada perdebatan mengenai agresi.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menjelaskan, pertemuan itu fokus membahas kerja sama dan kolaborasi yang dapat dibentuk anggota G20 untuk mengatasi berbagai ancaman krisis tersebut.
Baca Juga:
Mentan G20 Sepakati Ketahanan Pangan Jadi Bagian HAM
Dikatakan oleh Sri Mulyani bahwa G20 harus ditempatkan sebagai forum kerja sama ekonomi terbesar dunia yang punya sejarah panjang selesaikan berbagai persoalan global.
"Seluruh anggota G20 juga sepakat meneruskan dan mempertahankan kerja sama yang ada dengan semangat multilateralisme,” kata dia.
Amerika Serikat dan beberapa negara barat konsisten menyuarakan perlawanan terhadap Rusia pada forum-forum G20, termasuk di antaranya pertemuan ke-3 FMCBG dan pertemuan ke-3 Deputi Bidang Keuangan dan Deputi Bank Sentral (FCBD) G20 yang berlangsung pada tanggal 13-14 Juli 2022.
Baca Juga:
Dunia Apresiasi Kebangkitan Pariwisata Indonesia
Sebelum agenda FMCBG dimulai, Menkeu Amerika Serikat, Janet Yellen, menyampaikan, pihaknya bakal mendesak anggota G20 untuk mengenakan pagu harga terhadap minyak yang diimpor dari Rusia.
Menurutnya, langkah itu dapat menghambat aliran dana Rusia untuk meneruskan agresinya di Ukraina.
Tak hanya itu, Menkeu AS juga menyampaikan pagu harga itu menjadi salah satu strategi mengendalikan ketersediaan minyak global, serta meringankan beban konsumen tidak hanya di AS, tetapi juga dunia, yang saat ini menghadapi kenaikan harga minyak/bahan bakar. [gun]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.