WahanaNews.co | Menteri Keuangan Israel Avigdor Lieberman disebut masuk dalam database "musuh Ukraina" di situs kontroversial Mirotvorets.
Situs Mirotvorets diyakini berkaitan dengan dinas intelijen keamanan Ukraina. Para penulis situs itu menggambarkan Lieberman sebagai "agen pengaruh Rusia" yang telah memanipulasi informasi penting secara publik demi kepentingan Moskow.
Baca Juga:
Akhiri Perang Presiden Ukraina Zelensky Bakal Ajukan Damai dengan Rusia
Penulis Mirotvorets juga menilai Lieberman berperan dalam "agresi kemanusiaan" invasi Rusia ke Ukraina.
Dikutip kantor berita Rusia, Russian Today (RT), salah satu alasan Mirotvorets memasukkan Lieberman dalam daftar pembunuhan itu adalah karena sang menteri pernah menolak membiayai pembangunan rumah sakit lapangan di Ukraina pada Maret lalu.
Lieberman juga disebut tidak bersuara mengecam dugaan pembantaian warga sipil di Bucha, Ukraina, oleh tentara Rusia pada April lalu.
Baca Juga:
Diberondong Peluru, PM Slovakia Berstatus 'Warga' NATO tapi Akrab dengan Rusia
Selama ini, Ukraina memang terus meluapkan kekecewaan terhadap Israel yang dianggap loyo dalam mendukung Kyiv melawan invasi Rusia.
Sejauh ini, Israel hanya memberi bantuan kemanusiaan bagi Ukraina. Sementara itu, Kyiv menuntut Israel juga membantu memasok senjata seperti negara Barat lainnya.
Liberman telah menjadi menteri keuangan sejak 2021. Dia adalah politikus veteran yang telah menduduki berbagai posisi tinggi di pemerintahan Israel selama bertahun-tahun, termasuk menteri luar negeri, menteri pertahanan, dan wakil PM.
Pria 64 tahun itu juga ketua Yisrael Beiteinu (Israel Our Home), yang memegang tujuh kursi di parlemen negara itu, Knesset. Liberman lahir di Chisinau, Moldova ketika republik itu menjadi bagian dari Uni Soviet dan berimigrasi ke Israel pada 1978.
Selain Lieberman, sejumlah tokoh lainnya seperti Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev juga masuk dalam daftar hitam tersebut. Ada klaim bahwa orang terkaya di dunia, Elon Musk, sempat dimasukkan ke dalam database pada pertengahan Oktober, tetapi dengan cepat dihapus.
Penambahan diduga terjadi setelah Musk mengunggah kicauan kontroversial yang mendorong Ukraina lebih baik menyerahkan sebagian wilayahnya ke Rusia agar perdamaian dunia terjaga.[zbr]