We've learned that quiet isn't always peace (Kita belajar bahwa diam bukan selalu berarti kedamaian)
And the norms and notions of what just is (Dan norma dan pengertian tentang kondisi apa adanya)
Baca Juga:
Teror Drone Kamikaze Guncang Pangkalan Irak, Siapa Dalangnya?
Isn't always just-ice (Tak
selalu berisi keadilan)
And yet the dawn is ours before we knew it (Namun fajar adalah milik kita sebelum kita menyadarinya)
Somehow we do it (Entah bagaimana
kita melakukannya)
Baca Juga:
Negosiasi Tarif dengan AS Menghangat, Prabowo Tancap Gas Sederhanakan Aturan Impor
Somehow we've weathered and witnessed a nation that isn't broken
but simple unfinished (Entah bagaimana
kita telah melewati dan menyaksikan sebuah bangsa yang tak hancur, tapi
benar-benar belum selesai)
We the successors of a country and a time (Kita, penerus suatu negara dan zaman)
Where a skinny Black girl descended from slaves and raised by a
single mother can dream of becoming president only to find herself reciting for
one (Di mana seorang gadis kulit hitam kurus
keturunan budak dan dibesarkan seorang ibu tunggal dapat bermimpi jadi presiden
hanya untuk mendapati dirinya membaca (puisi) untuk presiden)