WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kanselir Jerman Friedrich Merz mengumumkan sebuah rancangan inisiatif perdamaian terbaru untuk Ukraina, yang disusun oleh Kyiv bersama para sekutu utamanya di Eropa.
Proposal tersebut memuat sejumlah poin strategis, termasuk isu sensitif mengenai wilayah, dan dijadwalkan untuk dibahas lebih lanjut bersama Amerika Serikat pada akhir pekan mendatang.
Baca Juga:
Fase Kedua Rencana Gaza Siap Dijalankan, Trump Soroti Pelanggaran Gencatan Senjata Israel
Pengumuman itu disampaikan Merz pada Kamis (11/12/2025) dalam konferensi pers di Berlin.
Dalam kesempatan tersebut, ia tampil bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, yang turut terlibat dalam perumusan arah diplomasi baru tersebut.
Menurut penjelasan Merz, ketiga pemimpin Eropa itu telah melakukan pembicaraan melalui sambungan telepon dengan Presiden AS Donald Trump pada Rabu (10/12/2025).
Baca Juga:
NATO Yakini Hanya Satu Orang Dapat Membuat Rusia-Ukraina Berdamai
Salah satu fokus utama dalam diskusi tersebut adalah soal kemungkinan konsesi teritorial yang dapat dipertimbangkan oleh Ukraina sebagai bagian dari proses negosiasi.
Merz menegaskan bahwa keputusan atas isu tersebut sepenuhnya berada di tangan Ukraina.
“Hal tersebut merupakan sebuah hal yang juga ditegaskan kepada Presiden Trump,” ujarnya menekankan bahwa presiden Ukraina dan rakyat Ukraina tetap menjadi penentu akhir arah kebijakan teritorial.
Ia juga menggarisbawahi bahwa keberhasilan proses perdamaian sangat bergantung pada keterlibatan aktif Ukraina agar hasil kompromi dapat diterima secara luas oleh semua pihak yang terlibat.
Merz menjelaskan bahwa proses menuju kesepakatan akan dilakukan secara bertahap dan terukur.
Langkah berikutnya adalah pembicaraan lanjutan dengan Amerika Serikat yang dijadwalkan berlangsung pada akhir pekan ini.
Setelah itu, kemungkinan besar akan digelar pertemuan lanjutan di Berlin pada awal pekan depan untuk mematangkan dokumen dan menyamakan posisi politik antarnegara.
Partisipasi AS dalam pertemuan tersebut akan ditentukan oleh sejauh mana rancangan dokumen bersama dapat disepakati.
Proposal perdamaian yang tengah disusun ini mencakup aspek politik, keamanan, hingga batas teritorial, dengan tujuan memperkuat posisi Ukraina dalam perundingan dan menciptakan landasan diplomasi yang lebih stabil.
Merz kembali menekankan pentingnya koordinasi erat antara Eropa dan Amerika Serikat agar proses diplomasi dapat berjalan efektif.
Ia menyampaikan harapannya bahwa inisiatif ini dapat membuka jalan bagi solusi jangka panjang atas konflik yang berkepanjangan di Ukraina, sekaligus menjadi dasar bagi pembahasan internasional ke depan mengenai stabilitas kawasan.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]