WahanaNews.co | Setelah insiden Tiananmen, embargo senjata Uni Eropa (UE) terhadap China tidak pernah diputuskan secara resmi sesuai perjanjian Eropa.
Akibatnya, angkatan laut China masih bisa beli mesin kapal jenis tertentu.
Baca Juga:
Pemerintah China Bongkar Identitas Warganya yang Jadi Mata-Mata CIA
Beberapa jenis kapal perang angkatan laut China masih tetap digerakkan oleh mesin yang dikembangkan atau dibuat oleh pabrikan Jerman, demikian menurut hasil investigasi lembaga penyiar publik Jerman, ARD, dan surat kabar Welt am Sonntag, Sabtu (6/11/2021).
Dua perusahaan itu adalah MTU di Friedrichshafen dan cabang anak perusahaan Volkswagen di Prancis, yakni MAN, menurut laporan itu.
Kedua perusahaan mengatakan kepada media bahwa mereka selalu mematuhi peraturan terkait kontrol ekspor dan telah melaporkan ke catatan publik bahwa mereka terlibat dengan militer China.
Baca Juga:
Ini 4 Alasan AS Ketar-ketir Hadapi Kekuatan Militer China
Rincian tentang pengiriman mesin MTU ke China dapat ditemukan di laman web Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) dan tersedia untuk umum.
SIPRI membuat katalog berisi transaksi senjata dan transfer senjata untuk publikasi dan laporan.
Area “Abu-abu” Teknologi Penggunaan Ganda
Menurut SIPRI, setidaknya hingga tahun 2020 MTU adalah pemasok reguler mesin untuk kapal perusak rudal Luyang III melalui pabrik produksi belisensi di China.
Selain itu, MTU dilaporkan memasok mesin yang digunakan di kapal selam milik China di kelas Song.
Kantor pusat perusahaan tersebut menginformasikan kepada ARD dan media Welt am Sonntag bahwa mereka telah "dipastikan berhenti" memasok mesin untuk kapal selam tersebut.
Perusahaan itu juga mengklaim belum "menandatangani kontrak apa pun dengan Kementerian Pertahanan China atau angkatan bersenjata."
Namun, dengan pendirian usaha patungan di China pada 2010, perusahaan induk yang dikenal dengan nama Tognum pada saat itu mencatatkan adanya pengiriman "mesin untuk angkatan laut dan pasukan penjaga pantai China."
Sementara itu pada tahun 2002, SEMT Pielstick yang merupakan anak perusahaan MAN Prancis, di situs perusahaan mereka pernah menerbitkan berita tentang pengiriman mesin PA6 yang diproduksi untuk generasi kapal perang baru di bawah lisensi China.
Laporan pengiriman item itu masih dapat ditemukan di halaman arsip situs itu.
SIPRI mencatat bahwa mesin MTU yang dipasang di kapal perang milik China sebagai teknologi penggunaan ganda yang tidak memerlukan lisensi ekspor.
"Ada area abu-abu di sana," ujar Siemon Wezeman dari SIPRI.
Embargo Senjata Ibarat Macan Ompong
Pada tahun ini, Angkatan Laut China mengoperasikan lebih banyak kapal perusak jenis Luyang III.
Kapal di kelas ini dilengkapi dengan rudal jelajah dan rudal dari permukaan air ke udara.
Sebelumnya, menyusul pembantaian mahasiswa dan demonstran pada protes di Lapangan Tiananmen pada tahun 1989, Uni Eropa (UE) memberlakukan embargo senjata tetapi dengan efek mengikat yang terbatas.
Sebastian Rossner, seorang pengacara dan pakar ekspor yang berkantor di kota Köln, Jerman, mengatakan kepada penyiar publik ARD bahwa: "Karena embargo senjata UE terhadap China tidak diputuskan secara resmi sesuai perjanjian Eropa, ekspor mesin kapal jenis tertentu masih diizinkan untuk angkatan laut China."
"Jika ingin mengubah ini, UE harus mengubah Peraturan Penggunaan Ganda atau secara resmi memberlakukan embargo senjata," tambahnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, China secara agresif menegaskan klaim teritorial atas pulau-pulau yang disengketakan di Laut Cina Selatan.
Langkah ini meningkatkan ketegangan dengan Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa.
Bahkan, Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, pernah memperingatkan tentang "dinamika persenjataan yang meningkat pesat" di kawasan Indo-Pasifik.
Pada bulan Agustus, kapal perang Jerman, yakni Bayern, berangkat dari Wilhelmshaven menuju kawasan Indo-Pasifik dalam perjalanan laut yang diperkirakan menempuh waktu enam bulan.
Jerman berusaha untuk memperkuat kehadirannya di wilayah ini, dan pemberhentian kapal tersebut di China dimaksudkan untuk membantu meredakan ketegangan di antara armada angkatan laut. [qnt]