WahanaNews.co | Perdana
Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin dikabarkan akan mengundurkan diri dari
jabatannya, besok, Senin (16/8). Pengunduran diri akan diajukan langsung pada
Raja Malaysia Sultan Abdullah.
Baca Juga:
Kapolri Dapat Gelar Panglima Gagah Pasukan Polis dari Kerajaan Malaysia
Rencana mundurnya Muhyiddin dilaporkan pertama kali oleh
kantor berita lokal MalaysiaKini, yang mengutip pernyataan seorang menteri,
Mohd Redzuan Md Yusof. Mohd Redzuan mengatakan Muhyiddin memberi tahu anggota
partainya tentang keputusannya untuk mengundurkan diri karena dia merasa tak
punya pilihan lain untuk mempertahankan kekuasaannya.
"Besok akan ada rapat kabinet khusus. Setelah itu, dia
(Muhyiddin) akan menuju (istana) untuk mengajukan pengunduran dirinya,"
kata Mohd Redzuan kepada Malaysiakini, seperti dilansir Reuters, Minggu
(15/8/2021).
Pihak Reuters sudah mencoba menghubungi Mohd Redzuan dan
Kantor perdana menteri, namun belum ada tanggapan.
Baca Juga:
Pelaku Penyandera Bocah di Pospol Pejaten Mau Uang Tebusan dan Seorang Resedivis TPPO
Jika pengunduran diri Muhyiddin Yasin benar dikonfirmasi,
hal ini akan mengakhiri 17 bulan penuh gejolak masa jabatan Muhyiddin dan juga
membawa Malaysia kepada ketidakpastian kekuasaan ketika negara tersebut sedang
berusaha melawan lonjakan COVID-19 dan penurunan ekonomi.
Meski begitu, belum diketahui siapa yang akan memegang
pemerintahan jika Muhyiddin Yasin mundur. Pasalnya, tidak ada anggota parlemen
yang memiliki mayoritas yang jelas di parlemen, atau apakah pemilihan dapat
diadakan di Malaysia di tengah pandemi COVID-19. Hal ini akan bergantung pada
keputusan Raja Al-Sultan Abdullah.
Cengkeraman kekuasaan Muhyiddin kian longgar sejak berkuasa
pada Maret 2020 lalu. Baru-baru ini, Muhyiddin kian ditekan dari pihak internal
pemerintahan usai beberapa anggota parlemen dari partai Organisasi Nasional
Melayu Bersatu (UMNO) - blok terbesar dalam aliansi yang berkuasa - menarik
dukungan.
Selama berminggu-minggu, Perdana Menteri itu sempat
menentang seruan banyak pihak untuk mundur dan mengatakan akan membuktikan
mayoritasnya di parlemen melalui mosi tidak percaya pada bulan September
mendatang.
Keyakinan Muhyiddin kemudian luntur usai pada Jumat (13/8),
untuk pertama kalinya mengakui kini tidak memiliki mayoritas dukungan lagi.
Upaya terakhirnya untuk membujuk oposisi dengan menjanjikan reformasi politik
dan memberikan dukungan pada sidang parlemen pada September nanti pun ditolak
dengan suara bulat. [rin]