Pada 2014, mantan menteri keuangan Rusia Alexei Kudrin menganalisis bahwa jika Rusia dikeluarkan dari SWIFT, pertumbuhan ekonominya akan anjlok 5%.
SWIFT bermarkas di Belgia dan dipimpin oleh dewan yang beranggotakan 25 orang, termasuk Eddie Astanin, ketua Pusat Kliring Rusia. SWIFT sendiri merupakan sebuah korporasi dengan badan hukum Belgia dan karenanya tunduk pada regulasi Uni Eropa.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Sebelumnya pernah ada preseden negara yang dikeluarkan dari SWIFT.
Perbankan Iran diputus dari SWIFT pada 2012 menyusul sanksi Uni Eropa atas program nuklir Iran. Dampaknya, Iran kehilangan nyaris separuh dari pendapatan ekspor minyak dan 30% dari pendapatan ekspor.
"SWIFT adalah sebuah koperasi global yang netral, didirikan dan dioperasikan untuk keuntungan bersama para anggotanya," bunyi pernyataan lembaga itu bulan lalu.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
"Setiap keputusan untuk menerapkan sanksi pada negara atau perorangan diserahkan sepenuhnya pada lembaga-lembaga pemerintah yang berkompeten dan anggota parlemen."
Bank Sentral Eropa (European Central Bank) mengingatkan bahwa banyak bank di Eropa bisa terdampak jika Rusia dikenakan sanksi SWIFT.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan memutus Rusia dari SWIFT tidak dikehendaki secara bulat oleh Eropa, tetapi menurutnya masih menjadi opsi.