WahanaNews.co, Jakarta - Vietnam menarik perhatian dengan beberapa aspek menarik, termasuk keterkaitan dengan nama Nguyen.
Sejumlah mantan Perdana Menteri Vietnam, antara lain Nguyen Xuan Phuc dan Nguyen Tan Dung, juga memakai nama Nguyen.
Baca Juga:
Bakamla RI dan VCG Perkuat Kerjasama Lewat Latihan SAR serta Olahraga Persahabatan
Di Vietnam, sekitar 40 persen individu mengadopsi nama Nguyen. Mengapa nama ini begitu populer di negara Asia Tenggara ini?
Stephen O'Harrow, yang menjabat sebagai Ketua Bahasa Indo-Pasifik dan kepala departemen Vietnam di Universitas Hawaii di Manoa, menjelaskan bahwa popularitas nama Nguyen terhubung dengan sejarah dinasti di Vietnam.
Nguyen merupakan dinasti terakhir yang memerintah Vietnam dari tahun 1802 hingga 1945.
Baca Juga:
Terjangan Topan Super Yagi di Vietnam, 6 Orang Tewas akibat Tanah Longsor
Selama periode tersebut, kepopuleran nama Nguyen sebagai nama keluarga mengalami peningkatan yang signifikan. Warga Vietnam melihat memiliki nama yang sama dengan pemimpin sebagai simbol kesetiaan.
"Tradisi menunjukkan kesetiaan kepada seorang pemimpin dengan menggunakan nama keluarga mungkin merupakan asal mula mengapa ada begitu banyak orang yang bernama Nguyen di Vietnam," kata O'Harrow dikutip Atlas Obscura.
Nama Nguyen di Vietnam juga bisa ditelisik usai China melancarkan invasi ke negara itu pada 1979.
China kemudian menerapkan nama keluarga di di wilayah yang mereka taklukkan dan menggunakan bahasa mandarin, salah satunya Nguyen.
Nguyen disebut-sebut berasal dari bahasa China "Ruan." Banyak yang percaya kata ini berubah menjadi Nguyen karena diserap ke dalam bahasa Vietnam.
Ruan diduga merujuk pada alat musik tradisional kuno yang menyerupai kecapi.
Penggunaan nama keluarga oleh China di Vietnam memiliki tujuan untuk mengumpulkan pajak.
O'Harrow berspekulasi bahwa penambahan nama keluarga yang diadopsi dari China di Vietnam mungkin memiliki motif tertentu.
"Dugaan saya adalah, pejabat senior China menggunakan nama pribadi mereka untuk memasukkan orang-orang yang berada di bawah naungan mereka," ujar O'Harrow.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]