WahanaNews.co | Ukraina mengklaim pihaknya sukses menyerang sebuah Kapal perang Rusia di Laut Hitam, Rabu (13/4/2022).
Seorang pejabat Kiev bahkan menyebut bahwa kapal perang itu telah tenggelam.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Namun, pada Kamis (14/4), Rusia menyebut bahwa kapal perang bernama Moskva itu rusak parah akibat kebakaran hingga harus dievakuasi, tetapi masih mengapung.
Rusia tidak mengakui serangan apa pun. Malah, Moskow menyebut bahwa telah terjadi kebakaran di atas kapal perang itu, hingga memaksa seluruh 500 awaknya dievakuasi.
Rusia kemudian menyebut bahwa kobaran api telah berhasil dikendalikan dan kapal akan ditarik ke pelabuhan untuk diperbaiki. Peluncur peluru kendali (rudal) di kapal perang itu, kata Moskow, tetap utuh.
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
Serangan terhadap kapal perang bernama ibu kota Rusia itu disebut-sebut akan menjadi kekalahan utama militer nan simbolik bagi Moskow. Pasukan Rusia sendiri tengah bergerak mundur dari utara Ukraina, termasuk Kiev, untuk berkonsolidasi melakukan serangan.
Diketahui, kapal perang Moskva dapat membawa sebanyak 16 rudal jelajah jarak jauh. Ketiadaannya dalam pertempuran akan sangat mengurangi daya tembak Rusia di Laut Hitam.
Terlepas dari tingkat kerusakannya, tiap serangan terhadap kapal perang itu akan mencerminkan pukulan hebat bagi wibawa Rusia.
Melansir Associated Press, Kamis (14/4), hingga kini, keberadaan dan kondisi kapal perang Moskva sebenarnya masih belum diketahui. Rintangan awan membuat lokasi dan kondisi kapal perang itu sulit dilacak berdasarkan foto-foto satelit.
Sejumlah pejabat Ukraina pun tidak bersepakat akan kondisi kapal perang Moskva. Seorang pejabat menyebut Moskva tenggelam, dan sebuah rekaman video dari militer Ukraina menggambarkan detik-detik saat kapal itu terbalik dan mulai tenggelam. Namun, pejabat lainnya menolak mengonfirmasi hal itu.
Kabar kerusakan kapal perang Moskva muncul beberapa jam setelah sejumlah sekutu Ukraina berkunjung ke negara itu untuk menggalang dukungan baru.
Para pemimpin Polandia, Lithuania, Latvia dan Estonia yang berasal dari negara-negara di ambang pintu Rusia, khawatir mereka akan menjadi sasaran serangan Rusia berikutnya.
Presiden Lithuania Gitanas Nauseda bahkan menyatakan, “Perjuangan untuk masa depan Eropa sedang terjadi di sini.” [qnt]