WahanaNews.co | Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa bersedia mengundurkan diri di tengah kekacauan negara akibat krisis ekonomi paling buruk sejak merdeka pada 1948.
Jelang pengumuman tersebut, unjuk rasa terus meluas di negara itu. Bahkan, rumah dan kantornya telah diserbu dan rumah perdana menterinya dibakar.
Baca Juga:
Presiden Jokowi dan Presiden Wickremesinghe Bahas Peningkatan Kerja Sama Indonesia-Sri Lanka
Melansir The Guardian, Minggu (10/7/2022), dalam pengumuman larut malam yang disampaikan melalui juru bicara parlemen, Mahinda Yapa, presiden yang terkepung itu mengatakan dia akan mundur dari kekuasaan pada 13 Juli untuk "memastikan transisi kekuasaan yang damai".
Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe juga telah mengatakan pada pertemuan para pemimpin partai bahwa dia akan mengundurkan diri segera setelah pemerintahan semua partai yang baru dibentuk.
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa akhirnya setuju untuk mengundurkan diri di tengah kekacauan negara akibat krisis ekonomi terburuk sejak merdeka pada 1948.
Baca Juga:
Bakamla RI Terima Kunjungan Kehormatan DSCSC Sri Lanka
Jelang pengumuman tersebut, unjuk rasa terus meluas di negara itu. Bahkan, rumah dan kantornya telah diserbu dan rumah perdana menterinya dibakar.
Melansir The Guardian, Minggu (10/7/2022), dalam pengumuman larut malam yang disampaikan melalui juru bicara parlemen, Mahinda Yapa, presiden yang terkepung itu mengatakan dia akan mundur dari kekuasaan pada 13 Juli untuk "memastikan transisi kekuasaan yang damai".
Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe juga telah mengatakan pada pertemuan para pemimpin partai bahwa dia akan mengundurkan diri segera setelah pemerintahan semua partai yang baru dibentuk.