Dalam gelombang protes pada Sabtu (9/7/2022) pengunjuk rasa menerobos penghalang polisi dan menyerbu ke kediaman resmi presiden. Gambar dan laporan saksi menunjukkan orang-orang membanjiri tangga besar gedung era kolonial, dengan nyanyian menyerukan presiden untuk lengser.
Adapun, presiden tidak di rumah, setelah melarikan diri malam sebelumnya di bawah perlindungan militer. Dia tetap bersembunyi saat peristiwa Sabtu itu berlangsung.
Baca Juga:
Presiden Jokowi dan Presiden Wickremesinghe Bahas Peningkatan Kerja Sama Indonesia-Sri Lanka
Sebagian besar kemarahan dan kesalahan atas krisis ekonomi Sri Lanka telah diarahkan pada presiden dan keluarga Rajapaksa.
Keluarga itu merupakan dinasti politik paling kuat di Sri Lanka dan memegang posisi presiden, perdana menteri, menteri keuangan, dan beberapa jabatan kabinet senior lainnya.
Rajapaksa, yang mendorong agenda ultranasionalis yang keras, dituduh melakukan korupsi, salah mengelola ekonomi, dan mendorong negara itu menuju kebangkrutan.
Baca Juga:
Bakamla RI Terima Kunjungan Kehormatan DSCSC Sri Lanka
Sejak Maret, telah terjadi protes luas yang menyerukan agar Rajapaksa, khususnya presiden, disingkirkan dari kekuasaan dan dimintai pertanggungjawaban atas keadaan ekonomi yang mengerikan yang sekarang dihadapi oleh 22 juta orang di negara itu.
Rajapaksa yang seorang mantan anggota militer yang juga dituduh melakukan kejahatan perang ketika dia menjadi menteri pertahanan, telah menolak untuk mundur selama berbulan-bulan. Pengunduran dirinya pada pekan ini akan menandai berakhirnya penahanan dua dekade yang dimiliki keluarga Rajapaksa atas politik Sri Lanka.
Ruki Fernando, seorang aktivis, mengatakan dia telah melakukan perjalanan hampir 100 mil dari kota Kandy untuk menghadiri protes di Kolombo.