China mengatakan Taiwan adalah salah satu provinsinya yang tidak berhak atas status negara, dan telah meningkatkan tekanan untuk memenangkan sekutu Taiwan yang tersisa.
Duta Besar China di PBB, Zhang Jun, mengucapkan selamat kepada Nikaragua.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
"Kami sangat memuji keputusan tepat yang dibuat oleh Pemerintah Nikaragua, yang sejalan dengan tren yang berlaku saat ini dan aspirasi masyarakat," katanya dalam sebuah tweet.
"Prinsip Satu-China adalah konsensus yang diterima secara luas oleh komunitas internasional dan tidak memungkinkan adanya tantangan."
Putusnya hubungan dengan Taiwan merupakan pukulan bagi Amerika Serikat (AS). Ini terjadi setelah berbulan-bulan memburuknya hubungan antara Ortega dan Washington, dan terjadi pada hari Departemen Luar Negeri AS mengatakan telah menjatuhkan sanksi pada Nestor Moncada Lau, penasihat keamanan nasional Ortega, menuduh dia mengoperasikan skema penipuan impor dan bea cukai untuk memperkaya anggota pemerintahan Ortega.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri AS tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait pemutusan hubungan diplomatik Nikaragua dengan Taiwan.
Bulan lalu Presiden AS Joe Biden menyerang Ortega, menyebut pemilihan presiden Nikaragua sebagai "pantomim" karena mantan gerilyawan Marxis dan musuh Perang Dingin Amerika Serikat itu memenangkan pemilihan untuk masa jabatan keempat berturut-turut.
Salah satu sumber diplomatik yang berbasis di Taiwan, yang akrab dengan kawasan itu, mengatakan langkah itu tidak mengejutkan mengingat kurangnya pengaruh Washington dengan Ortega karena sanksi, dan bahwa mencari bantuan dan dukungan ke China adalah tindakan yang wajar.