WahanaNews.co | Setelah Korea Utara (Korut) kembali menembakkan rudal balistik jarak pendek ke dekat wilayah Korea Selatan (Korsel), situasi di Semenanjung Korea semakin memanas, Sabtu 5 November 2022 pagi waktu setempat.
Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Republik Korea Selatan (ROK Armed Forces), Jenderal Kim Seung-hyum, langsung memberikan pernyataan pasca aksi militer Korea Utara.
Baca Juga:
Kim Jong Un Bakal Blokir dan Tutup Perbatasan Korut-Korsel Secara Permanen
Dilansir VIVA Militer dari Livemint, Kim menjelaskan bahwa Korea Utara menembakkan empat rudal balistik jarak pendek ke wilayah Laut Barat.
Aksi provokasi Korut menambah rentetan demonstrasi senjata pekan ini, yang telah meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut. Lebih lanjut Kim mengatakan jika rudal yang ditembakkan Tentara Rakyat Korea Utara (KPA), terbang sekitar 130 km (80 mil) pada ketinggian sekitar 20 km (12 mil).
Peluncuran hari inibdilakukan antara 11:31 dan 11:59, dilakukan saat AS dan Korsel menyelesaikan latihan gabungan Vigilant Storm, yang dimulai pada 31 Oktober.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Pekan ini, Korea Utara meluncurkan lusinan rudal balistik berbagai varian ke laut dekat wilayah Korsel. Diantara uji coba rudal Korut, termasuk kemungkinan Rudal Balistik Antarbenua (ICBM) yang gagal.
Tak hanya memancing respons keras Korsel, tindakan Korut juga menuai kecaman dari Amerika Serikat (AS) dan Jepang. Uji coba rudal dianggap Korsel dan negara-negara sekutunya sebagai langkah Korut untuk memulai perang nuklir.
Dalam Latihan militer gabungan antara militer Korea Selatan dan AS itu, sekitar 240 pesawat militer dan dua pembom strategis AS B-1B diikutsertakan "Ini adalah pertama kalinya B-1B dikerahkan dalam latihan AS-Korsel sejak 2017, yang menunjukkan kemampuan pertahanan gabungan dan tekad Republik Korea dan AS untuk secara tegas menanggapi setiap provokasi dari Korea Utara," bunyi pernyataan Staf Gabungan Korsel.
"Serta keinginan AS untuk menerapkan komitmen kuat untuk pencegahan yang diperpanjang," lanjut pernyataan tersebut dikutip VIVA Militer dari Kantor Berita Korsel, Yonhap. Pada Jumat 4 November 2022, Pyongyang menuntut agar AS dan KorSEL menghentikan latihan udara yang dianggap provokatif.
Korsel mengatakan pihaknya mengerahkan pesawat tempur sebagai tanggapan atas 180 penerbangan militer Korut, di dekat perbatasan bersama negara itu di hari yang sama. Kemudian, AS menerbangkan dua pesawat pembom supersonik B-1B Sabtu 5 November 2022 di atas Korea Selatan pada hari akhir latihan bersama.
Militer Amerika Serikat melakukan aksi itu untuk menunjukkan kekuatan, dengan maksud untuk mengintimidasi Korut atas aktivitas rudal balistiknya. [tum]